"Bismillah..." (Cindaku Part 2) : Oleh_Abhenk G-Chaniago

Prasetyo Budi
Selasa, 29 November 2022 | November 29, 2022 WIB Last Updated 2023-07-16T16:44:41Z

"Sekali lagi terima kasih pak telah menyalamatkan, tidak tau apa yang bakal terjadi jika saja tidak ada bapak. Mungkin saya hanya tinggal nama..."

"Ya, Sebagai sesama kita memang harus saling tolong dan menolong. Seandai saja kamu tidak berhenti dan tidur disana semalam mungkin tidak pernah juga terungkap siapa dalang dibalik kejadian demi kejadian yang sangat meresahkan itu. Tidak jarang juga nyawa korban melayang, namun anehnya korban ditemukan dalam keadaan tanpa kepala, sampai saat ini belum jelas juga penyebabnya. Itulah yang belum terpecahkan, menurut pelaku begal yang sudah ditangkap semalam mereka tidak pernah melakukan bembegalan sesadis itu..."pak syamsul pun menarik nafas panjang.

"Memang aneh kalau memang begitu kejadiannya, siapa pelakunya kalau begitu?" Aku pun ikut memikirkan.

Tak terasa waktu sholat zhuhur pun telah tiba waktu, kumandang adzan sayup sayup terdengar dari mushola pemumukiman penduduk dibawah bukit sana.
"Ayok, sholat dulu kita...!"ajak pak syamsul.
"Ya pak"

Aku pun mengikutinya dari belakang menuju arah barat kolam ikan. Ternyata disana ada mushola kecil tak bedinding, lantainya terbuat potongan bambu yang sudah berwarna hitam kecoklatan. Bersih dan mengilap, disamping kirinya ada pohon beringin yang begitu rindang dan membuat udara disana sejuk dan tidak tertepa mata hari langsung.

Setelah selesai berwudhu kami pun sholat, pak syamsul yang menjadi imam. Ayat sholat dilantunkannya begitu jelas, dan syahdu menyentuh kalbu. Bahkan tanpa disadari air mataku menetes disela-sela kedua mataku, sungguh hatiku tersentuh. Begitu seterusnya kurasakan saat sholat berikutnya, asyar, magrib, dan isya.

Senja pun telah beranjak malam, seusai makan malam pak syamsul mengajakku untuk berburu hama babi hutan. Aku mau tidur sebenarnya. Tapi tidak enak untuk menolak, aku pun mengikutinya berburu malam itu. Setelah aku siap memakai jaket dan sepatu aku pun dipanggil olehnya.

Mataku terbelalak melihat pak syamsul begitu gagahnya dibelakang stir mobil, tepatnya yang membuat ku terbelalak sebenarnya adalah jeep of road berwarna hitam yang harganya miliaran rupiah. Bisa dapat lima bahkan sepuluh unit mobilku. Aku benar-benar melongo dan terpana.

"Woi! Ayok naik, bengong aje lu bray!"

"Oh oh eh iya ya pak!" Aku pun tergopoh gopoh menujuh jeep dan naik. Alamakkk! Aku semangkin terpana melihat interiornya yang mewah dan mahal meski pun itu mobil of road. Joknya begitu empuk dan nyaman, selain itu mobilnya bersih, rapi, dan sangat terawat sekali.

"Mau nyetir?" Tiba tiba suara pak syamsul menyadarkanku
"Tidak pak, belum pernah nyetir mobil mahal dan kren super waw gini!"
"Ha ha! Biasa aja kelewh bung. Jangan berlebihan begitulah, yukkkk cap cusssss!" Pak syamsul menginjak pedal gas dengan dalam hingga membuat kedua ban belakangnya mencicit dan sedikit menyisakan kepulan asap dilantai terbuat dari ubin dihalaman samping rumah. Canda yang segar membuat rasa kantukku hilang.


●Bakauhuni

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • "Bismillah..." (Cindaku Part 2) : Oleh_Abhenk G-Chaniago

Trending Now