Iklan

“Ketika Aparatur Desa Tak Mengenal Potensi Desanya Sendiri”

QBeritakan.com
Kamis, 09 Oktober 2025 | Oktober 09, 2025 WIB Last Updated 2025-10-09T04:33:20Z


Oleh: Prasetyo Budi

Dalam dinamika pembangunan desa, peran aparatur desa sangat vital. Mereka bukan hanya pengelola administrasi, tetapi juga penggerak utama roda pembangunan yang berbasis pada kekuatan lokal. Namun sangat disayangkan, masih banyak aparatur desa yang belum mengenali—atau bahkan tidak sadar—akan potensi desanya sendiri.

Ketidaktahuan ini bukan sekadar kelalaian kecil. Ini adalah akar dari stagnasi pembangunan di banyak wilayah. Ketika aparatur desa tidak tahu apa yang menjadi kekuatan desanya, maka arah pembangunan menjadi kabur. Program kerja menjadi formalitas belaka, hanya menyalin dari desa lain tanpa mempertimbangkan karakteristik lokal yang unik. Padahal setiap desa memiliki potensi khas—entah itu dari segi pertanian, perikanan, kerajinan, pariwisata, bahkan sumber daya manusianya.

Akibatnya, banyak peluang emas yang terlewatkan. Lahan tidur dibiarkan terbengkalai. Kearifan lokal terkubur oleh modernisasi yang tak terarah. Pemuda desa memilih pergi ke kota karena tidak melihat masa depan di kampung halamannya. Lebih parah lagi, desa menjadi terlalu bergantung pada bantuan dari luar tanpa pernah belajar berdiri di atas kaki sendiri.

Sungguh ironis, ketika desa-desa di Indonesia dianugerahi kekayaan alam dan budaya yang luar biasa, justru aparatur yang diberi amanah tidak mampu melihatnya. Padahal pengenalan terhadap potensi desa adalah langkah awal menuju pembangunan yang berkelanjutan dan mandiri.

Sudah saatnya paradigma aparatur desa bergeser. Tidak cukup hanya menguasai regulasi dan teknis administrasi, mereka juga harus punya visi, peka terhadap lingkungan sosial, dan mampu memetakan kekuatan desanya. Pemerintah pun seharusnya tidak hanya menggulirkan dana desa, tapi juga memperkuat kapasitas aparatur dalam menggali potensi lokal.

Desa yang maju bukanlah desa yang kaya secara dana, tetapi desa yang mampu mengelola kekayaan yang sudah ada. Dan semuanya dimulai dari satu hal sederhana: mengenal potensi diri.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • “Ketika Aparatur Desa Tak Mengenal Potensi Desanya Sendiri”

Trending Now

Iklan