"Bismillah..." (Cindaku Part 1) : Oleh_Abhenk G-Chaniago

Prasetyo Budi
Selasa, 29 November 2022 | November 29, 2022 WIB Last Updated 2023-07-16T16:44:41Z

QBeritakan.com
" Bismillah..."Oleh_Abhenk G-Chaniago
Disuatu ketika, teriknya mentari menyinari bumi bukan main. Rasa haus yang menyerang pun tak tertahankan, terbanyang betapa nikmat dan segarnya tenggkorokan meneguk minuman isotonic dingin, akhirnya memutuskan untuk berhenti disebuah mini market.

Setelah didalam mini market aku pun sibuk mengambil beberapa minuman isotonic dingin dan beberapa makanan ringan, tak lupa coklat kesukaanku yang kebetulan hanya tinggal beberapa potong lagi. Tiba-tiba diluar sana terdengar bunyi benturan yang sangat keras, aku pun kaget termasuk pengunjung lain serta pegawai mini market.

Sebagian orang-orang berlarian keluar ingin melihat apa yang terjadi diluar sana, sementara aku tetap didalam dan menuju kasir. Setelah selesai aku pun keluar sambil membuka satu minuman isotonic dingin, dan meminumnya. Setengah botol langsung kuteguk sambil berjalan menuju parkiran, tak ingin tau dengan apa yang terjadi barusan hingga membuat sebagian orang keluar setelah mendengar bunyi benturan keras.

Aku masuk ke dalam mobil, tanpa membuang waktu aku langsung menstarter dan menghidupkan ac. Aku memundurkan mobil, disiaat mundur itu aku melihat spion kiri. Dikiri belakang sebarang jalan sana tampak kerumunan orang semangkin ramai, aku masih saja tak peduli "Palingan tabrakan akibat kelalaain pengendara sendiri" begitulah gumamku dalam hati.

Memang, aku sudah muak dan bosan melihat yang demikian. Karena lalainya satu orang dalam mengendarai kendaraan mengakibatkan orang lain celaka. Bahkan nyawa pun sampai terenggut, lagi pula aku punya trauma setelah melihat kecelakaan.

Aku pernah melihat seorang terlindas oleh ban truk tangki yang bermuatan penuh, salah satunya meninggal ditempat dengan kondisi mengenaskan. Dada remuk, dari kedua kuping, hidung, satu bola matanya melotot hampir keluar, dan mulutnya mengeluarkan darah. Sementara satunya yang masih hidup dan sadarkan diri kakinya terlindas, dagingnya terkelupas hingga tulangnya yang sudah hancur nampak memutih sebelum mengeluarkan darah.

Tidak lama kemudian tiba-tiba merasa pusing dan mual, sehingga tidak kuat terlalu lama berada dilokasi kejadian, ditambah erang kesakitan korban. Niat membantu pada awalnya dikalahkan oleh rasa pusing dan mual, akhirnya aku beranjak dengan tubuh sedikit sempoyongan beranjak dan menjauh. Semenjak kejadian itu sampai saat ini bila ada kecelakaan, tidak berani mendekat.

Disaat aku sudah selasai mundur dan ingin melanjutkan perjalanan tiba-tiba dari depan ada yang menyetop, aku pun menginjak pedal rem. Kaca samping pun dibuka, yang menyetop pun langsung bicara.
 "Bisa antarkan orang itu ke rumah sakit bang? Kecelakaan barusan itu..." sambil menunjuk ke orang-orang yang berkerumun. Aku pun pun gelagapan menjawab, ada rasa ragu juga.

Kemudian dengan sedikit hati-hati memberanikan diri untuk bertanya agar orang tersebut tidak tersinggung.
"Maaf sebelumnya bang, parah tidak? Sebab kalau parah saya tidak berani, takut darah bang...!" Aku pun memelankan musik mp3.

"Oh, tidak bang. Tidak ada darah sama sekali, kakinya cuma patah bagian paha karena terbentur besi tiang listrik bang...! Jawabnya.
"Oh, begitu ya? Baiklah, tidak apa-apa. Silahkan naikkan dia kalau begitu, tapi saya tidak bisa bantu angkat kedalam ya...!"
"Ya bang, tidak apa-apa. Biar kami yang mengangkatnya, terima kasih bang!" Orang itu pun berlari menuju kerumunan orang-orang tersebut, dan menguaknya.

Setelah orang-orang menepi terlihatlah seorang ibu-ibu terduduk lemas, satu kakinya ditekuk. Satu kakinya berselonjor lurus, dan dipeganginya. Wajahnya tampak memucat dan meringis menahan sakit, tidak lama kemudian beberapa orang mengangkatnya dengan pelan juga sangat hati-hati dan memasukkannya ke dalam mobil bagian jok belakang.

Agar kakinya patah itu tidak terkulai ke bawah diminta agar duduk lurus saja diatas jok, tidak usah duduk sepert pada umumnya. Ibu itu tampak sungkan.

"Tidak apa-apa buk, duduk saja dijok itu dan luruskan saja kakinya ya... tidak usah sungkan begitu..."
"Oh iya, terima kasih dan maaf ya nak jadi merepotkan ini..." ibu itu akhirnya mengikuti dan masih sempat mengucapka maaf juga terima kasih disela menahan rasa sakitnya.
"Ya bu, sama-sama, tidak apa-apa kok. Sudah bu? Kita berangkat lagi ya. Bismillah..." aku pun menjalankan mobil mengikuti orang yang menyetop dan meminta bantuan tadi.

                                                    ***

●Bakauhuni

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • "Bismillah..." (Cindaku Part 1) : Oleh_Abhenk G-Chaniago

Trending Now