"Bismillah..." (Cindaku Part 7) : Oleh_Abhenk G-Chaniago

Prasetyo Budi
Rabu, 30 November 2022 | November 30, 2022 WIB Last Updated 2023-07-16T16:44:41Z

Oleh_Abhenk G-Chaniago 
Pak syamsul pun terlihat kaget karena sosok itu menyebut namanya, terlihat jelas diraut wajahnya. Matanya pun menoleh kearahku, dan juga tampak terkejut ketika tanpa disadari menyebut cindaku.

Keringat dingin mulai keluar dari pori-poriku, suasana malam yang dingin itu berubah menjadi gerah dan menakutkan. Rasa ketakutan yang luar biasa kurasakan. Kenapa tidak? Karena cindaku adalah sebuah cerita legenda yang pernah aku dengar, tapi malam ini benar-benar nyata dan ada dihadapanku.

Cindaku menurut cerita yang ku dengar adalah manusia yang bisa berubah menjadi harimau, atau salah satu ilmu aliran hitam dan sesat. Manusia yang menganut ilmu tersebut bisa berubah menjadi harimau meski tidak seluruhnya, persis seperti sosok yang berdiri hanya berjarak beberapa meter dihadapanku dan pak syamsul.

Entah kenapa tiba-tiba pak syamsul mematikan lampu utama jeepnya, yang dihidupkan cuma lampu kabut dan lampu senja. Sosok yang kusebut cindaku pun pelahan-lahan menurunkan tangan yang menutupi mata dan wajahnya.

Maka terlihat jelas wujud aslinya, matanya bersinar merah, bagian tepi hidung atau lebih tepatnya dibawah pelupuk mata berkerut, dan yang membuat aku semangkin ketakutan adalah bagian bibir atas datar tidak memiliki belahan layaknya manusia pada umumnya.

Kemudian leher, telapak tangan, serta kakinya terlihat ditumbuhi bulu meski tubuhnya dibalut dengan pakaian serba hitam. Aku semangkin yakin itu adalah wujud cindaku yang pernah aku dengar dan tidak pernah terlintas dalam pikiran akan bertemu.

"Jadi engkau Bakauhuni?"
"Jangan banyak bacot syamsul, terimalah hadiah yang tak pernah kau bayangkan seumur hidupmu dariku!" Cindaku yang disebut namanya bakauhuni oleh pak syamsul kembali bersiap-siap akan menyerangnya.
"Hehe! Hati dan otakmu masih saja diselumuti dendam dan amarah bakauhuni..." pak syamsul tertawa seolah-olah tak takut dengan gertakan.
"Hiks hiks hiks! Hentikan kotbahmu syamsul!" Bakauhuni membalas, dari suara tawanya aku jadi paham dan mengerti sosok cibdaku atau harimua jadi jadian tersebut adalah seorang perempuan.
"Bertaubatlah sebelum terlambat bakauhuni! Jangan biarkan dirimu dikuasi hawa nafsu setan yang menyesatkanmu!"
"Cukup syamsul! Hentikan bualanmu! Aku begini juga kerena ulahmu!!!
"Karena ulahku bakauhuni? Apa kamu sadar apa yang kau ucapkan itu?"
"Ya!!! Jika saja kau tidak menolak cintaku dan memilih perempuan lain, aku tak akan jadi seperti ini...!" Tiba tiba bakauhuni tampak sedih, wajahnya yang tadinya sangar penuh amarah, dendam, kebencian, dan aroma kematian tiba-tiba kuyu. Matanya pun sendu menerawang jauh dan tetapannya kosong kedepan.
"Sudahlah bakauhuni, itu masa lalu. Jangan kau ingat-ingat lagi!"
"Tidak syamsul! Sebelum engkau mati ditanganku belum terbalas rasa sakit ini. Sakit syamsul!" Bakauhuni pun tiba-tiba dari kedua bola yang tidak lagi bersinar memerah itu mengeluarkan air mata. Bakauhuni menangis, mungkin begitu dalam luka dan sakit masa dimasa lalu yang dideranya.
"Aku mengerti, dan bisa merasakan apa yang kau rasakan bakauhuni! Tapi aku tidak bisa menerima karena itu adalah salah satu sumpah yang tidak bisa dilanggar, kita satu seperguruan, satu aliran, dan kita adalah bersaudara meski tidak sedarah"
"Sumpah? Puih! Tidak berlaku bagiku!" Bakauhuni wajahnya kembali menegang dan meludah, bahkan kali ini menyeringai sinis hingga menampakkan taringnya yang runcing dan tajam. Aku semangkin bergidik ngeri.
"Disitu kesalahanmu bakauhuni, karena tidak bisa mengontrol diri mengedepankan nafsu dari pada akal sehat sehingga membuat jalanmu semangkin tersesat dan berguru kepada orang yang salah! Ingat, minta maaflah kepada guru yang telah kau bunuh begitu kejinya, dan bertaubatlah bakauhuni. Kembalilah kejalan yang benar selagi masih ada kesempatan, ayok kesinilah bakauhuni sadaraku..."

Kemudian pak syamsul bicara begitu lembut layaknya bicara kepada seorang adik yang dikasihinya, dan pelahan lahan melangkah mendekati bakauhuni.

"Stop! Hentikan langkahmu syamsul! Maju selangkah saja, maka jangan salahkan aku jika bo
[12.37, 21/7/2021] GGP: "Stop! Hentikan langkahmu syamsul! Maju selangkah saja, maka jangan salahkan aku jika bocah tengil dan sok jago itu akan menjadi korban!!!"

Aku yang tadi hanya diam bagaikan terhipnotis terperanjat, karena tiba-tiba manusia harimau itu menunjuk tajam lurus kepadaku. Semangkin terkejut mengatakan aku bocah! Oh, mungkin karena aku sedang bersimpuh dibalik batu sehingga hanya sebagian badan saja yang terlihat olehnya. Tubuhku semangkin lemas bagaikan tak bertulang.

                                                       *


●Bakauhuni
 
 
 

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • "Bismillah..." (Cindaku Part 7) : Oleh_Abhenk G-Chaniago

Trending Now