Misteri Kemilau Cinta Gadis Manja Di Ujung Malam (Part 2)

QBeritakan.com
Rabu, 30 November 2022 | November 30, 2022 WIB Last Updated 2023-07-16T16:44:41Z


QBeritakan.com - Oleh_Prasetyo
Senyuman itu tak pernah lekang oleh waktu yang terus berlalu, Senyum itu benar-benar lekat diingatanku, sapa manja dari seuntai senyum dari bibir mungil berbalut warna merah muda menghiasi sudut bibirnya. dibawah hijab warna coklat menambah anggun mempesona. ia selalu mengenakan jilbab sesuai syariat,yakni menutup hingga kebagian dadanya.bahasanya halus dan snatun cermin budi pekerti yang tinggi dan akhlak yang mulia.Jika boleh kugambarkan bentuk fisiknya ia adalah bidadari dunia,alisnya tebal dan indah,matanya bening tanda kesucian pandangan,raut mukanya bercahaya bagai rembulan,tiada noda setitikpun diwajah manis itu, bibirnya mungil dan merah,akan tampak kesempurnaan jika terkembang senyum diantara kedua sudutnya. kulitnya putih dan bersih,tiada cacat sama sekali pada dirinya, demi Allah sang maha pemilik kesempurnaan.

Dini Amelia Putri, hem.. benar-benar nama yang elok,seelok yang punya, ia berasal dari Riau dan sehari-hari ia memakai bahasa Indonesia untuk berkomunikasi. Ia adalah gadis yang lugu, sangat lugu dan polos,dia lah gadis yang banyak merubah pola hidupku yang selama ini keras kepala,berperangai kasar,hampir selalu langkahku dipenuhi dengan maksiat, pertemuanku yang tanpa sengaja diujung pantai padang 7 tahun yang lalu, ketika malam selepas hujan membasahi bumi minang kabau.

Kutemukan dia disudut malam, dan kami selalu bercerita dibawah remang mercuri diseberang jalan, hampir setiap jam tengah malam dia hadir dimana aku biasa nongkrong dan bertemu dia setiap saat. aku begitu merindukan dia, sebenarnya antara kami tidak ada hubungan yang istimewa, kami hanya sekedar bersahabat, berbagi cerita dengan canda tawa, tapi sejauh itu dia lebih banyak menjadi pendengar yang setia buat aku, ketika aku curhat melepaskan isi otakku dengan berbagai masalah yang aku hadapi. dia selalu memberisaran dan semangat ketika diujung aku curhat dengan dia. pemikiran dan pandangan dia begitu dewasa arif dan bijaksana. itulah yang membuat aku selalu ingin bertemu dia setiap saat aku dalam keadaan tidak labil atau stres.

Begitulah pertemuan kami selalu terjadi dan bertahun tahun sebelum ahirnya aku pindah kerja di kepulauan mentawai, 6 bulan pertama aku baru bisa dapat cuti dan pulang kepadang, sampai di teluk kabung bungus pagi dan malam nya aku langsung datang dimana tempat aku sering bertemu dengan dia kala itu. aku lirik jam sudah jam 01:00 orang akau harapkan tak jua datang. aku bingung harus menghubungi dia kemana, kerena pada waktu itu dia tidak mempunyai HP. aku putuskan untuk mendatangirumahnya, kalau tidak salah didekat muara tidak jauh dari kami sering duduk disana, Harapanku hilang setelah melihat ditempat dimana aku kala itu sering mengantar dia pulang telah berdiri sebuah rusun. aku semakin galau, karena aku tidak bisa bertemu dengan Dini, Berkali-kali aku gumamkan Nama dia, kupanggil panggil dngan harapan dia merasakan perasaanku dan datang padaku yang menunggu dia disini, ditempat biasa kami duduk menghabiskan malam bersama.

Jam sudah menunjukan 03:00 aku putuskan menelusuri pantai, kali aja dia ada ditempat lain, tak kutemui juga dia, aku putuskan pencarianku menulusri jalan, dan lorong-lorong kota padang, berharap bisa menemukan dia, sambil terus menyebutnya dalam hati dan berharap dia juga akan merasakan hal yang sama. sampai jam 6 pagi aku berjalan menelusuri jalanan kota padang, aku putuskan untuk kembali dikos untuk istirahat dan melanjutkan pencarianku nanti sore selepas solat ashar.

Sore itu ketika aku terbangun tepat jam 15 aku langsung mandi dan solat, setelah solat akupun berdoa dapat bertemu dengan dini, dan aku berniat dalam hati, jika aku bertemu dengan dia, akan kulamar dia dan kuajak menikah, tak peduli dia mau atau tidak, setelah mempersiapkan segala sesuatunya akupun bergegas pergi, tujuan pertama adalah tempat dimana aku biasa bertemu dia kala itu.

Sesampainya disna kusapukan ppandangan ku keseluruh sudut bibir pantai, tak juga aku dapati sosok yang aku harapkan, aku telusuri bibbir pantai tapalu, setiap terlihat wanita dengan memakai hijab aku datangi dan terus seperti itu, namun pencarianku sore ini sia-sia tanpa hasil seperti yang aku harapkan.hari sudah maghrib, aku putuskan untuk solat dan akan melanjutkan pencarian ku lagi setelah solat.

Sesudah solat aku berdoa sampai mengeluarkan air mata, memohon sama tuhan utnuk bisa menemukan kembali gadis impianku, gadis yang kala itu tak aku sadari telah menumbuhkan rasa cinta ku dengan begitu besarnya. Aku mohon berikan aku petunjuk untuk bisa menemuinya dan menjadikan dia pendamping hidupku.

Aku melanjutkan pencarianku sehabis solat. tapi kali ini aku duduk dimana aku biasa bertemu dengan dia, berharap dia datang dan aku berada disana, hampir 4 jam aku duduk sambiil menganang ketika aku bercanda dan curhat dengan dia sampai larut malam. masih terngiang dan lekat bagaimana gerakan bibirnya ketika dia memberi suport terhadap aku. ah.. aku benar benar rindu dengan dia. jam 00:00 aku berdiri dan menyapukan pandanganku kearah darimana dia biasa datang, dan bermain pasir ketika sudah tidah ada agi yang perlu kita bahas kala itu.

Saat ini Aku benar-benar merasa seperti kemarau yang merindukan hujan,jiwaku gersang tanpa kehadiran gadis manja diujung malam, begitu hampa, Dini Amelia Putri, teus ku gumamkan, seperti orang gila aku saat itu, tak ada tanda-tanda kedatangan dia aku kembali memutuskan untuk berjalan menelusuri jalanan malam dikota padang berharap bertemu dia hingga pagi menjelang dan kelelahan dan ahirnya pulang kembali ketempat kos teman aku. dan seperti itulah aku selama 15 hari masa cutiku habis, aku belum bisa menemukan gadis yang aku harapkan.

Masa cutiku habis dan harus kembali sore ini jam 5 ke pelabuhan Bungus teluk kabung. sebelum berangkat aku sempatkan lagi untuk kembali melihat tempat biasa kami bertemu, aku menulis sepucuk surat yang aku bungkus menggunakan plastik supaya tidak hancur ketika terkena air dan turun hujan. lalu aku tali di sebuah batang pohon kecil berharap dia akan membacanya ketika duduk disana ketika melihat tulisan namaya yang aku buat. " SURAT INI UNTUK DINI AMELIA PUTRI, BAGI YANG TAU DAN KENAL MOHON BERIKAN KEPADA DIA, JIKA ANDA TIDAK TAU JANGAN AMBIL ATAU MENGGANGGU SURAT INI. NAMAKU SONGGO TEMAN SEJATI DIA." Itu kata-kataku dibaian luar yang sengaja aku buat supaya suratku tidak diambil orang jika mereka tidak mengenal dia, jika ada yang tau supaya menyampaikan surat itu padanya. isinya seperti ini, " Dini Bagaimana keadaanmu, semoga baik-baik selalu, ketika kamu baca ini, aku sudah berada kembali di mentawai dan bekerja dan akan kembalilagi kesini 4 bulan lagi, aku telah menghabiskan masa cutiku selama 15 hari untuk mencarimu disetiap sudut kota ini, tapi tak jua aku dapat menemukan mu Dini.! Dini aku kangen aku rindu, bahkan aku ingin sekali menjadi bagian dari hidupmu Dini. dini hubungi aku di nomor ini ya, jika dini masih belum punya hp, pinjam Hp teman biar aku bisa mendengar suaramu yang merdu, yang mampu menakhiri masa kemarau diahtiku karena kerinduanku padamu dini" kurang elbih seperti itu kata-kataku dalam surat waktu itu.

Hari terus berganti, waktu terus berjalan tanpa henti, aku menunggu hal bahAgia akan datang melalui tlp, sehari, dua hari, seminggu, sebulan daua bulan dan sampai hampir datang lagi masa cutiku belum juga ada kabar seperti yang aku harapkan.

Empat bulan berlalu, masa cuti datang kembali, aku bersemngat untuk kepadang dengan harapan kali ini aku akan menemukan Dini, tapi kali ini aku punya cara yang berbeda, aku membuat semacam poster yang aku pasang menggunakan kayu, dengan tulisan " Yang Mengenal atau mengetahui Dengan Dini Amelia Putri, Tolong Hubungi No dibawah ini". hari itu aku pasang dari pagi di tepi pantai tempat biasa aku nongkrong dengan dini, sampai sore lagi, sampai esok lagi, aku masih tetap dengan pendirianku berharap mendapatkan bantuan dari siapa saja yang mengenal Dini.


Hari keempat tepat jam 5 Sore, tiba-tiba pundakku ditepuk oleh seseorang wanita tua, kira-kira umurnya sudah 60an tahun, " Namamu siapa nak,? dan Kamu siapanya dini, karena Nenek lihat sudah beberapa hari ini kamu duduk disini dengan poster menyebut nama Dini Amelia Putri ?!", tanya nenek itu dengan setengah menengadahkan mukanya kearahku, kerena nenek itu sudah sedikit bungkuk. '' Nenek Kenal dengan Dini Nek,?" tanyaku penuh harap bahwa nenek tersebut mengenal Dini, " Saya Songgo Nek, saya sahabat dini, tapi sudah lama tidak bertemu dengan dini, sudah hampir 4 tahun nek,?! Nenek Kenal dengan Dini Nek.?!" desakku kepada nenek tersebut, Dengan Nada datar nenek itu menjawab, " Iya Nenek Kenal dengan Dini, Tapi dini sekarang tidak disini, dini sekarang sering duduk-duduk di Tugu dekat Taman Melati Nak, Carilah disana Pasti Ketemu !" Rasanaya bagi disiram hujan setelah kemarau setahun, harapan dan Impianku akan segera terlaksana untuk bisa bertemu Dini kali ini. " Baik Terimakasih Nek atas Informasinya, saya pamit dulu untuk mencari Dini disana Nek" tanpa basa-basi lagi aku langsung menyetop angkot dan langsung menuju tempat dimana ada tugu gempa yang didirikan oleh pemerintah kota padang pada tahun 2010 silam, untuk mengenang para korban gempa yang terjadi disumatera barat.

Sesampai di Tugu Monumen gempa aku dengan penuh semangat menyapukan pandangan keseluruh sudut mata angin berharap menemukan sosok dini disana, tak juga aku temukan tanda-tanda Dini berada ditempat itu, tapi pikirku hari masih jam 4 sore, aku akan tunggu disni sampai Dini Datang Kesini, sambil mondar-mandir entah sudah berapa bungkus rokok yang akuhabiskan dari tadi namun tak jua dini datang kesini.

Setelah bebrapa jam aku disini mataku tertuju dengan tulisan-tuisan yang berada didinding monumen gempa, Iseng aku membacanya satu-persatu dari dinding satu kedinding lainya, " DINI AMELIA PUTRI'' Aku kucek mataku berharap aku salah membaca, Namun tulisan itu tak berubah, Bagai disambar petir, rasanya, kakiku lemas, mataku berkunang kunang, tetesan air keluar dari sudut kelopak mataku, benarkah ini Dini Amelia Putri yang beberapa tahun lalu sering menemani aku, kaki lemas dan aku terduduk bersimpuh sambil memegangi dinding monumen tersebut dengan tangisan terisak-isak, tak peduli dengan beberapa pengunjung yang sedang berada ditempat itu. semua kenangan bersama dia tak sedikitpun terlupakan, tawanya. paras wajahnya senyumnya, matanya tutur sapanya yang membuat aku semakin larut dalam tangis.

Aku berdiri ketika terdengar adzan maghrib, dan mencari musola, setelah solat dan mendoakan Dini semoga tenang dialam sana, aku justru berfikir, bukankan itu monumen itu adalah tugu gempa tahun 2009, sementara aku bertemu dengan dini dan bersahaba dengan dia, bertemu pertama kali pada tahun 2010. Aku yakinkan diriku bahwa itu bukan dini sahabatku yang aku cintai, semoga itu adalah nama lain yang sama, tapi kenapa nenek yang dipantai itu mengatakan Dini ada di Tugu ini dan sering menghabiskan waktunya disini, apa maksut nenek tersebut.

Aku memutuskan untuk kembali ke Monumen Gempa itu dan masih berharap bahwa nama itu bukan nama Sahabat ku, namun setelah berjam-jam sampai larut malam tak juga aku dapati dini. aku terus mencari dini menulusuri dan mendatangi tempat dimana kami dulu selalu bersma menghabiskan malam. sampai hari ini aku masih selalu berjalan menelusuri lorong-lorong gang-gang dan ketugu monumen gempa untuk terus mencari Dini Amelia Putri. dan saat aku menulis ini aku sedang berada dipantai dimana aku dan dia selalu bertemu.

Dini Jika engkau masih hidup, semoga saja entah kapan saatnya kamu bisa membaca tulisan ini dan berkomentar meninggalkan no Tlp yamg bisa aku hubungi, Tapi jika itu memang namamu yang ada di tugu itu, aku doakan semoga engkau mendapat tempat terindah disisinya aamiin. satu permintaanku, datanglah dalam mimpi, untuk aku bisa mengakhiri pencarian panjang ini yang sudah bertahun-tahun. katakan dalam mimpi bahwa Dini sudah bahagia dialam sana. Ilove You Dini Amelia Putri.
 
TAMAT

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Misteri Kemilau Cinta Gadis Manja Di Ujung Malam (Part 2)

Trending Now