"Bismillah..." (Cindaku Part 8) : Oleh_Abhenk G-Chaniago

Prasetyo Budi
Kamis, 01 Desember 2022 | Desember 01, 2022 WIB Last Updated 2023-07-16T16:44:41Z

Pak syamsul tak menghiraukan nacaman bakauhuni, tetus melangkah mendekat dan mulutnya terlihat komat kamit entah membaca mantra atau do'a. Jelasnya hariamu jadi-jadian tampak gelisah dan semangkin marah

Harimau jadi-jadian itu benar benar membuat tubuhku semangkin lemas tak berdaya. Kakiku gemetar, tak bisa dilangkahkan meski satu inci saja. Ya Tuhan! Harimau jadi-jadian itu benar-benar mengarah padaku. Siap menerkam dan mencabik cabik tubuhku.

Aku berusaha sekuat tenaga untuk berdiri dan lari, akan tetapi rasa sakit dibetis karena disengat kala jengking masih terasa. Bahkan kakiku semangkin bengkak dan tidak bisa degerakkan sama sekali. Akhirnya aku pasrah, jika hidupku memang harus berakhir oleh terkaman harimau jadi-jadian itu apa boleh buat.

"Maafkan aku Seruni... aku tak bisa memenuhi permintaamu untuk segera ke kotamu..." Aku teringat Seruni seseorang yang aku sayangi dan sangat aku cintai, kami akan melanjutkan hubungan kejenjang yang lebih serius dan menikah.

Kami memang jarang bertemu baru, karena seruni sedang sibuk dengan tugas karya ilmiahnya sebagai syarat untuk meraih gelar S2 Managemen Magisternya disalah satu universitas ternama di Jogyakarta. "Selamat tinggal Seruni..."

"Berhenti syamsul!!! Jika masih berani mendekat, maka jangan salahkan bocah tengil dan sok jago ini terpisah kepala dari badanya seperti korban-korban lainnya!!! Cindaku kembali mengancam.
"Apa kau bilang barusan bakauhuni? Korban yang lain? Hmmm!
"Ya syamsul! Akulah yang telah membunuh setiap yang lewat dibukit dekat rumahmu itu! Hiks hiks!!! Cindaku itu mengaku bahwa dialah yang membunuh korban hingga tak berkepala dikaki bukit yang selama ini terkenal angker dan dihuni oleh begal kejam dan sadis.
"Tak kusangka kau telah berbuat sebegitu jauh dan kejam bakauhuni. Apa maksudmu dengan semua itu?"
"Maksud? Bodohnya kau syamsul! Maksudku tak lain tak bukan adalah agar kau yang tertuduh! Hiks hiks hiks!" Bakauhuni tertawa cekikkan sumringah.

Pak syamsul tersenyum kecut melihat tingkah dan sepak terjang bakauhuni selama ini benar-benar telah diluar batas, bakauhuni gadis desa yang cantik, lugu, polos, baik hati, dan rajin ibadah itu benar benar telah berubah. Pak syamsul hanya bisa mengelus dada.

"Bakauhuni kau benar benar telah berubah menjadi iblis hidup-hidup. Cinta buta telah membutakan mata hatimu, kembalilah kejalan yang benar. Aku tau kau sangat tersiksa sekali sekarang. Bukankah ilmu sesatmu itu selalu minta tumbal? Ayoklah adikku, aku rindu akan sosokmu yang dulu. Gadis cantik nan lemah lembut, baik, rajin ibadah, dan sangat penyayang terhadap sesama. Apa kamu masih ingat dengan kucing-kucingmu yang sangat kau sayangi dulu? Sepasang kucingmu itu masih ada ku juga dan kurawat dengan baik meski saat ini itu hanyalah kuturanannya, sangat mirip dengan bintang dan bulan. Namanya pun tetap sama, ayok kembalilah..." 

Pak syamsul kembali membujuk bakauhuni, dan mencoba mengingatkan bahwa keturunan kucing yang disayangi masa dulu itu masih ada.

Suasana malam temaram disinari rembulan yang sebentar lagi tenggelam hening, dan sunyi. Namun mencekam, entah dari mana asalny burung gagak pun berputar mengitari bukit cadas. Suaranya yang khas itu seakan-akan memberi kabar bahwa ada kematian yang mengerikan malam itu.
                                            
                                                 *


●Bakauhuni

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • "Bismillah..." (Cindaku Part 8) : Oleh_Abhenk G-Chaniago

Trending Now