Sidoarjo, Jawa Timur - Bangunan musala di Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, runtuh pada 29 September 2025 saat ratusan santri sedang menunaikan salat Ashar. Suasana khusyuk seketika berubah menjadi kepanikan dan jeritan pilu, ketika lantai dua yang tengah diperluas ambruk menimpa ruang di bawahnya.
Berdasarkan data Basarnas dan Polda Jawa Timur, sebanyak 171 orang terlibat dalam insiden ini — 67 orang meninggal dunia dan lebih dari seratus lainnya mengalami luka-luka. Tim evakuasi bekerja tanpa henti, bahkan harus merayap melalui celah sempit untuk menjangkau para korban. Operasi pencarian resmi ditutup pada 7 Oktober 2025, menandai berakhirnya masa duka, namun tidak menghapus luka mendalam di hati umat.
Pemerintah kini tengah membentuk tim inspeksi bangunan nasional, menyusul banyaknya pondok pesantren di Indonesia yang belum memiliki izin bangunan atau sertifikat kelayakan fungsi. Tragedi ini menjadi pengingat bahwa keselamatan santri adalah amanah yang tak boleh diabaikan.
> “Kami tidak hanya kehilangan bangunan, tapi juga sebagian dari keluarga kami,” ujar salah satu pengasuh pondok dengan mata berkaca-kaca. “Namun kami yakin, mereka yang wafat dalam menuntut ilmu dan beribadah telah berpulang dalam keadaan mulia.”
---
Doa Tulus untuk Para Santri dan Keluarga yang Ditinggalkan
> Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Ampunilah dosa-dosa saudara-saudara kami, para santri dan guru yang telah Engkau panggil.
Terangilah kubur mereka dengan cahaya kasih-Mu,
Jadikan ilmu yang mereka pelajari sebagai amal jariyah yang terus mengalir.
Kuatkan hati keluarga yang ditinggalkan, lapangkan dada mereka dalam keikhlasan.
Dan lindungilah setiap pesantren di negeri ini dari musibah dan kelalaian manusia.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin.