Mengenal "Kearifan Lokal Arat Sabulungan" Kepulauan Mentawai Sumatera Barat

Wartawan Goes Too Campus
Rabu, 07 Desember 2022 | Desember 07, 2022 WIB Last Updated 2022-12-21T17:08:14Z

Sumber Gambar : https://baugigenesiscom.wordpress.com/

QBeritakan.com -Mengenal "Kearifan Lokal Arat Sabulungan" Kepulauan Mentawai Sumatera Barat,
Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kabupaten ini berada di luar dari wilayah pulau Sumatera, terdiri atas empat pulau utama. 

Kabupaten Kepulauan Mentawai dibentuk berdasarkan UU RI No. 49 Tahun 1999[8] dan dinamai menurut nama asli geografisnya. Kabupaten ini terdiri atas empat kelompok pulau utama yang berpenghuni yaitu Pulau Siberut, Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pulau Pagai Selatan yang dihuni oleh mayoritas masyarakat suku Mentawai dan sebagian kecil masyarakat suku Minangkabau.[9] Selain itu masih ada beberapa pulau kecil lainnya yang berpenghuni namun sebagian besar pulau yang lain hanya ditanami dengan pohon kelapa.

Indonesia memang terkenal akan keindahan alamnya yang mempesona dan juga kebudayaan yang beragam. Mulai dari Sabang sampai Merauke, tiap daerah memiliki keunikannya masing-masing.

Begitu pun juga dengan Kepulauan Mentawai yang banyak menyimpan segudang keindahan alam dan juga kebudayaan yang masih kental.

Kepulauan Mentawai, menawarkan pesona wisata alam yang lengkap. Ombak-ombak tinggi di lepas pantai, taman bawah laut yang indah, dan pasir putih menghampar di pantai bagaikan lukisan Tuhan yang membuat siapa pun penikmatnya memuji kebesaran Tuhan.

Tidak seperti kebanyakan destinasi wisata, yang sudah tersentuh modernitas. Orisinalitas dan keasrian alam Mentawai tetap terjaga tak lepas dari kepercayaan penduduk asli bahwa merusak hutan sama artinya dengan merusak kehidupan.

Mereka percaya hutan adalah tempat berdiam roh-roh leluhur yang menjaga segala jenis tumbuhan dan binatang. Hakikatnya, masyarakat percaya sepenuhnya bahwa segala sesuatu yang hidup, memiliki jiwa. Karena itu memperlukan alam dengan baik dan hormat. Keyakinan ini diistilahkan dengan arat sabulungan.

Bukti lain, betapa masyarakat adat Mentawai menghormati hutan, terlihat dari keadaan unsur daun dalam setiap upacara adat. Dedaunan di percaya memiliki kekuatan menyembuhkan. Mereka bahkan percaya bahwa dedaunan mampu menghubungkan manusia dengan sang penguasa alam semesta.

Keyakinan ini di sebut ulau manua.
Tak heran sebelum mereka menebang satu pohon, diawali dengan upacara punen atau lia yang berfungsi untuk memintak ijin kepada penguasa hutan, dan setelah itu mereka menggantinya dengan satu pohon baru. Kearifan lokal yang di warisi turun-temurun, bahwa pepohonan telah memberikan kehidupan bagi manusia. Nilai-nilai kearifan lokal ini melekat erat pada sanubari penduduk asli Mentawai.

Tak ayal, hukum alam berputar dengan serasi di Mentawai. Kelestarian hutan yang di jaga, menjamin kelestarian ekosistem. Terbukti, satwa dan flora endemik mudah dijumpai di Kepulauan Mentawai.

Cagar budaya Mentawai yang terkenal adalah uma (rumah besar) uma berada ditengah-tengah hutan dan dekat dengan ladang dan ternak. Uma di pimpin oleh seorang kepala Uma disebut Rimata Uma atau Sikautet Uma. Setiap Uma biasa di namakan dengan nama keluarga besar pemiliknya. Uma yang telah dijadikan cagar budaya terdapat didusun Tepuk-Sakudei, Sagulubbeg, Buttui, dan Ugai Desa Madobag.

Demikianlah sedikit Informasi  Mengenal "Kearifan Lokal Arat Sabulungan" Kepulauan Mentawai Sumatera Barat, Semoga bermanfaat buat kita semua dan sebagai generasi muda yang nantimnya akan menjadi penerus bangsa ini akan lebih arif lagi untuk mengenal kearipan loka disetiap sudut bangsa ini, karena itulah cirikhas bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa dengan adat istiadatnya.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mengenal "Kearifan Lokal Arat Sabulungan" Kepulauan Mentawai Sumatera Barat

Trending Now