"Bismillah..." (Cindaku Part 4) : Oleh_Abhenk G-Chaniago

Prasetyo Budi
Selasa, 29 November 2022 | November 29, 2022 WIB Last Updated 2023-07-16T16:44:41Z

 

QBeritakan.com -"Bismillah..." (Cindaku Part 3) : Oleh_Abhenk G-Chaniago
Oleh_Abhenk G-Chaniago,
Jeep terus mendaki jalan sedikit mendaki, tidak lama kemudian sampai didataran berbatuan, tidak ada satu pun pohon yang tumbuh disana. Dataran itu berbatuan itu hanya ditumbuhi rumput liar dan ilalang, dataran itu bagus dan cocok untuk kemping.

Diujungnya terbentang jurang yang cukup curam dan dalam sepertinya, pemukiman penduduk dan jalan berliku terlihat jelas dari atasnya. Indah sekali, ditambah kebun teh yang menghijau bagaikan bentangan permadani alam.

"Ayok turun, dan pegang ini buat berjaga-jaga!" Pak syamsul mengajakku untuk turun dan memberiku sebilah belati.

Angin bertiup membuat ilalang seakan akan menari-nari sebagai persembahan menyambut kedatangan kami. Diatas dataran itu benar-benar sunyi dan hening.

"Ayok kita kesana!" Kata pak syamsul sambil menyulut rokoknya dan memberikannya kepadaku, aku pun mengambil bungkus rokok yang baru saja dibukanya. Aku menyulut sebatang rokok.

"Tumben sepi dan hening malam ini ya?" Pak syamsul seperti bertanya pada dirinya sendiri, dan terus berjala menuju arah yang ditujuknya tadi. Didepan sana sepertinya ada hutan yang tidak begitu lebat, tapi tampak gelap didalamnya dikarenakan cahaya rembulan tidak masuk menembus dedaunan pepohonan.

Kami terus memasuki hutan itu, semangkin masuk kedalan semangkin gelap. Aku mengikuti pak syamsul dari belakang. Tiba tiba dia meberi isyarat untuk menghentikan langkah, aku pun perhenti.

Beberapa meter didepan terdengar bunyi ranting dinjak kaki, aku pun siap siaga. Itu pasti suara kaki babi hutan, dan pak syamsul pun mengarahkan senapannya kedepan. Cahaya lasernya menyapu setiap jengkal benda yang ada disana, tidak terlihat apa-apa. Tidak lama kemudian bunyi ranting di injak kaki terdengar kembali, kali ini suaranya terdengar dekat didepan agak kekiri kami.

Pak syamsul pun memutar badannya kekiri, dan menarik tanganku agar tetap berada dibelakang.

"Srrrrakkkkk!!!! Grrrrkkk!" Tiba tiba semak disamping kiri terkuak dan terdengar bunyi menggeram.
"Merunduk!!!" Seru pak syamsul padaku, aku pun menunduk. Tepat diatas kepalaku terasa ada angin dan sekelebat bayangan melintas begitu cepatnya. Tidak jelas sosok apa, yang jelas bukanlah babi hutan.
"Tahan nafas, jangan bergerak!" Kembali pak syamsul mengingatkanku.
"Aduhhhh!" Tiba-tiba telapak tanganku terasa perih dan panas.
"Hupp! Diam!" Pak syamsul dengan cepat menyekap mulutku dengan tangannya.
"Huf huf hufff!" Nafsaku terasa sesak.  Aku melihat kebawah, tenyata tanganku tepat berada dijejeran semut. Semut api! Aku pun mengangakat tanganku dengan cepat dan beberap semut api masih bertengger dipunggung telapak tanganku.
"Tahan saja rasa sakitnya, sebenar juga hilang!" Begitu kata pak syamsul setelah mengetahui penyebab aku mengaduh kesakitan.
"Aduhhhhh! Pakkk!!! " Aku kembali menjerit kesakitan, aku pun berdiri dan berlari kearah semula, betisku seperti ditusuk besi panas dan sakit sekali.
      
                                                        ***


●Bakauhuni


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • "Bismillah..." (Cindaku Part 4) : Oleh_Abhenk G-Chaniago

Trending Now