Oleh Prasetyo Budi
Di sudut sepi sebuah warung kopi, seorang pria duduk merenung, sebatang rokok menyala di ujung jemarinya. Bukan tentang candu atau kenikmatan tembakau yang sedang dia nikmati, tapi tentang beban pikiran yang tak bisa diungkapkan kata. Wajahnya tenang, tapi matanya menyimpan cerita yang dalam — seperti banyak dari kita yang pernah merasa terjebak dalam pilihan yang sama-sama berat.
Dalam hidup, seringkali kita dihadapkan pada dua atau lebih pilihan yang sama-sama sulit. Tidak ada yang sepenuhnya benar, tidak pula sepenuhnya salah. Ibarat makan buah simalakama — dimakan salah, tak dimakan pun salah.
Namun dari pengalaman-pengalaman seperti itulah kita belajar satu hal penting:
> "Kadang dalam hidup, bukan soal memilih yang paling benar, tapi memilih mana yang paling bermakna."
Kutipan ini bukan sekadar kata bijak. Ia lahir dari pengalaman, dari konflik batin yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang pernah merasakannya.
Makna di Balik Pilihan
Seringkali, kita terlalu sibuk mencari jawaban yang benar menurut logika orang lain, aturan sosial, atau tekanan lingkungan. Tapi pada akhirnya, hidup adalah tentang makna, bukan tentang penilaian orang. Apa yang kamu pilih hari ini mungkin tak sempurna, tapi jika ia membuatmu tumbuh, membuatmu belajar, atau membuatmu tetap waras — maka itu layak diperjuangkan.
Belajar dari Kesepian dan Keputusan
Momen kesendirian, seperti yang terekam dalam foto ini, adalah saat-saat di mana banyak keputusan penting lahir. Kita memikirkan keluarga, pekerjaan, masa depan, cinta, bahkan hal-hal yang tak pernah kita sampaikan pada siapa pun. Kadang air mata jatuh tanpa suara. Kadang hanya diam yang menjadi teman.
Dan pada akhirnya, ketika semua sudah berlalu, kita menyadari bahwa tidak semua pilihan harus sempurna. Tapi setiap pilihan harus membawa kita lebih dekat pada versi terbaik dari diri kita sendiri.
---
Penutup
Jika kamu sedang di ambang pilihan sulit hari ini, tenanglah. Jangan buru-buru mengambil keputusan untuk membahagiakan orang lain dan menyakiti dirimu sendiri. Tarik napas dalam-dalam. Dengarkan hatimu. Dan pilihlah jalan yang paling bermakna, meski tidak selalu tampak sebagai yang paling benar.
> Karena hidup bukan tentang menjadi benar di mata semua orang,
Tapi tentang menjadi utuh dalam perjalananmu sendiri.
---
QBeritakan.com — Jendela Informasi Masa Kini