QBeritakan.com - Pada puncak Perang Paregreg, meskipun Majapahit berhasil menumpas Kedaton Pamotan yang Brontak dan memenggal kepala Rajanya (Bre Wirabhumi), Majapahit selepas ini hilang wibawanya didepan negeri-negeri taklukannya. Penyebabnya adalah karena kekuasaan Dinasti Cina Dinasti Ming menghancurkan wibawa Majapahit.
Pada saat Majapahit Menyerbu Pamotan, di Pamotan sedang ada utusan kerajaan Dinasti Ming, Para Tamu-Tamu mereka itu jumlahnya yang terbunuh terbilang banyak, yaitu 150 Orang.
Atas Peristiwa itu kekaisaran Cina menuntut Ganti Rugi sebanyak 60.000 Tahil Emas (Setara Satu triliun enam ratus sembilan belas miliar tiga ratus limapuluh dua juta) sebagai ganti Duta mereka yang terbunuh. Jika tidak Majapahit akan menyerang Ming.
Menyadari kondisi kekuatan Militer telah merosot akibat imbas perang sebelumnya Majapahit akhirnya menyanggupi Ganti Rugi, namun pernyataan kesanggupan ini juga meleset dari Perjanjian, selama 2 Tahun Majapahit hanya mampu mengangsur 10.000 Tahil Emas saja (16,67%). Kondisi semacam itu terjadi akibat perekonomian di Majapahit belum pulih Pasca Perang Paregreg. Sebagai bentuk akhirnya Ming, memerdekakan Majapahit dari hutang.
Walaupun masalah dengan Cina sudah selesai, Dimata negeri Taklukan Majapahit tidak lagi sehebat dahulu, karena persetujuan dibawah kekaisaran Cina Dinasti Ming, maka dari itu selepas peristiwa ini negeri-negeri Taklukan Majapahit terutama di Sumatra Pemberontakan, mereka lebih memilih mengirimkan Upeti ke Dinasti Ming dibandingkan Majapahit untuk menjaga wilayah mereka.
Kisah ini dapat dijumpai pada tulisan Ma-Huan yang berjudul Yingyai Shenglan.