Herman, petani sawit asal Simpang Pematang, mengatakan kenaikan ini terus terjadi sejak tiga bulan belakangan ini. "Minggu lalu, harga sawit di Rp2.160. Sedangkan di bulan Juli lalu harga sawit di Rp2.000 per kg. Tentu ini sangat baik bagi kami di tingkat petani," jelas Herman.
Sementara itu, Santoso, yang juga petani asal Simpang Pematang mengatakan jika harga yang ada saat ini bukanlah harga terbaik, namun sudah cukup ideal. "Kalau harga sekarang tidak buruk, namun cukup baik. Jika menyentuh di Rp3.000, kami pasti sejahtera," kata Santoso.
Di sisi lain, PT Tunas Baru Lampung (TBL) menjadi perusahaan yang menampung harga sawit tertinggi yakni Rp2.250. Diikuti PT Garuda Bumi Perkasa dengan Rp2.160 per kg.
"Ya harga tertinggi memang ada di PT TBL, kami yang hanya petani kecil ngejual sawitnya tidak langsung ke perusahaan, tapi ke pengepul," imbuh Santoso.
Selain itu, sejumlah komoditas seperti singkong juga mengalami kenaikan. Kini, singkong di harga Rp1.845 per kg. Namun, petani belum sanggup untuk melakukan panen mengingat belum turun hujan sejak tiga bulan lalu.
"Tanahnya sangat keras, jika kami memaksa mencabut singkong sebelum turun hujan, dipastikan pekerjaan itu akan dua kali lebih berat, dan akan lebih banyak umbi singkong yang tertinggal di dalam tanah, kami pasti rugi," kata Wahyu, petani singkong asal Kecamatan Tanjung Raya.
%20Meninjau%20Kandang%20Sapi%20PT%20LSAJ.jpeg)
