QBeritakan.com - Tentang kembalinya ayah Yasmin yang bernama Hardiman. Yasmin tinggal bersama Darto yang dianggapnya sebagai ayahnya sendiri.
Ia bekerja mengelola sebuah penginapan kecil di Solo bersama Darto. Setelah beranjak dewasa, Hardiman kembali ke Yasmin dalam kondisi pikun.
Hardiman menderita demensia yang membuatnya tidak bisa mengingat apapun.
Yasmin sepertinya tidak bisa menerima kehadiran Hardiman karena sudah memiliki Darto yang dianggapnya sebagai ayah.
Kegembiraan Yasmin mengelola penginapan kecil di Solo bersama Darto sirna setelah kedatangan Hardiman.
Setting filmnya disitu aja, suasana tenang dengan penginapan ala Jawa. Apalagi kostum mereka emang menyesuaikan tradisional.
Secara akting, udah tau lah pasti bagus. Pas aja sih sesuai peran. Indro Warkop berperan serius dan ekspresi linglung bagus sih, beda banget dengan peran dia difilm lain cenderung ngelawak.
Disini gada lawakan dan sajian alurnya emang serius.
Cuma untuk alurnya, kayak stuck disitu aja sehingga aku rada boring nontonnya.
Sepanjang film diisi scene anak yang terpisah lama pelan-pelan kembali dekat dengan sang ayah, meski sudah pikun.
Sampe ia mulai merasa menerima.
Chemistry sih bagus. Cuma kalo untuk Moment menyentuh, emang kurang. Karna inti filmnya emang bukan jadi film sedih yang menguras air mata. Gak sama sekali.
Dan klimaksnya ada twist, sebuah kejutan. Cuma rahasianya kayak biasa aja sih. Feel yang dibangun untuk tersentuh tapi berasa datar aja menurutku.
Alhasil, biasa aja. Beberapa alurnya terasa agak boring, cerita kurang berhasil memberi kesan, dan klimaksnya berakhir tanpa menyentuh.
Film Yang patah tumbuh, yang hilang berganti (2022)
.JPG)