Mengenal "STUNTING" Penyebab, Dampak Hingga Cara Pencegahannya

QBeritakan.com
Senin, 17 Juli 2023 | Juli 17, 2023 WIB Last Updated 2023-07-17T02:10:27Z

QBeritakan.com -  Stunting adalah kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak berusia di bawah lima tahun (balita). Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. 

Kekurangan gizi tersebut dapat terjadi sejak bayi masih berada dalam kandungan hingga masa awal setelah bayi lahir. Namun kondisi stunting baru dapat dilihat ketika anak berusia dua tahun.

Kementerian kesehatan mendefinisikan anak balita dengan nilai z-score kurang dari -2SD (standar deviasi) sebagai stunted atau balita pendek. 

Sementara balita dengan nilai z-score kurang dari -3SD termasuk dalam kelompok severely stunted atau balita sangat pendek. 

Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak.

Stunting dapat mengakibatkan hilangnya Gross Domestic Products (GDP) hingga 11 persen. Selain itu, pendapatan pekerja dewasa dapat berkurang hingga 20 persen.

Tak berhenti di sana, stunting juga bisa menyebabkan kesenjangan semakin lebar, sebab 10 persen total pendapatan seumur hidup dapat berkurang. Akibat jangka panjangnya kemiskinan yang berlanjut antargenerasi.

Menurut WHO (2015), stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. 

Selanjutnya menurut WHO (2020) stunting adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang / kronis yang terjadi dalam 1000 HPK.

Apakah semua balita pendek itu pasti stunting?


Perlu diketahui bahwa tidak semua balita pendek itu stunting, sehingga perlu dibedakan oleh dokter anak, tetapi anak yang stunting pasti pendek.

Dampak masalah stunting di Indonesia :


1.      Dampak kesehatan :

  • Gagal tumbuh (berat lahir rendah, kecil, pendek, kurus), hambatan perkembangan kognitif dan motoric.
  • Gangguan metabolik pada saat dewasa → risiko penyakit tidak menular (diabetes, obesitas, stroke, penyakit jantung, dan lain sebagainya).


2.      Dampak ekonomi :

  • Berpotensi menimbulkan kerugian setiap tahunnya : 2-3 % GDP.


Penyebab Stunting


Ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya stunting, antara lain yaitu :

1.      Asupan kalori yang tidak adekuat.

  • Faktor sosio-ekonomi (kemiskinan). 
  • Pendidikan dan pengetahuan yang rendah mengenai praktik pemberian makan untuk bayi dan batita (kecukupan ASI).
  • Peranan protein hewani dalam MPASI.
  • Penelantaran
  • Pengaruh budaya
  • Ketersediaan bahan makanan setempat.


2.      Kebutuhan yang meningkat.

  • Penyakit jantung bawaan.
  • Alergi susu sapi.
  • Bayi berat badan lahir sangat rendah.
  • Kelainan metabolisme bawaan.
  • Infeksi kronik yang disebabkan kebersihan personal dan lingkungan yang buruk (diare kronis) dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah oleh imunisasi (Tuberculosis / TBC, difteri, pertussis, dan campak).


Apakah stunting bisa dicegah?


Tentu stunting dapat dicegah. Berikut beberapa tips mencegah stunting :

1.      Saat Remaja Putri

  • Skrining anemia dan konsumsi tablet tambah darah.

2.      Saat Masa Kehamilan

  • Disarankan untuk rutin memeriksakan kondisi kehamilan ke dokter. Perlu juga memenuhi asupan nutrisi yang baik selama kehamilan. Dengan makanan sehat dan juga asupan mineral seperti zat besi, asam folat, dan yodium harus tercukupi.

3.      Balita

  • Terapkan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) :Sesaat setelah bayi lahir, segera lakukan IMD agar berhasil menjalankan ASI Eksklusif. Setelah itu, lakukan pemeriksaan ke dokter atau ke Posyandu dan Puskesmas secara berkala untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak.
  • Imunisasi : Perhatikan jadwal imunisasi rutin yang diterapkan oleh Pemerintah agar anak terlindungi dari berbagai macam penyakit.
  • ASI Eksklusif : Berikan ASI eksklusif sampai anak berusia 6 (enam) bulan dan diteruskan dengan MPASI yang sehat dan bergizi.
  • Pemantauan tumbuh kembang à weight faltering.


4.      Gaya Hidup Bersih dan Sehat

  • Terapkan gaya hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan, memastikan air yang diminum merupakan air bersih, buang air besar di jamban, sanitasi sehat, dan lain sebagainya.


Bagaimana alurnya jika menemukan kasus masalah gizi supaya dapat mencegah stunting?


1.       Surveilans gizi dan penemuan dan penangan kasus (Posyandu à Puskesmas).

2.       Pelayanan sekunder atau tersier, memiliki Sp.A atau Sp.AK (gizi, tumbuh kembang). Memiliki sarana dan prasarana : klinik khusus tumbuh kembang.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Mengenal "STUNTING" Penyebab, Dampak Hingga Cara Pencegahannya

Trending Now