"Bismillah..." (Cindaku Part 9) : Oleh_Abhenk G-Chaniago 

Prasetyo Budi
Jumat, 02 Desember 2022 | Desember 02, 2022 WIB Last Updated 2023-07-16T16:44:41Z


Bakauhuni pun terdiam, matanya tiba-tiba berbinar senang. Mungkin teringat akan sepasang kucing yang disayanginya dulu, tetapi ditinggalkannya. Masih segar diingatannya tak ingin ditinggalkan waktu itu, keduanya tak mau lepas dari pelukkannya. Namun bakauhuni melepaskan pelukan terakhirnya, dan pergi berjalan.

Bintang dan Bulan terus mengikuti dari belakang, bakauhuni tidak mempedulikan meski hatinya sedih. Akhirnya mereka dipisahkan oleh anak sungai, bakauhuni masuk kedalam sungai dan menyeberang.

Setelah sampai diseberang dilihatnya Bintang dan Bulan
masih berada diseberang sana, menatap sendu pada bakauhuni seakan akan berkata jangan tinggalkan kami. Bakauhuni tak bisa menahan air matanya melihat sepasang kucing kesayangan diseberang sana mengedip ngedipkan kedua bola matanya.

"Bintang dan Bulan! Ayo pulang. Jangan nakal, anak manis harus patuh...!" Bakauhuni berbicara, dan dengan jalan yang lunglai sepasang kucing itu pun pergi kembali pulang. Semenjak itu bakauhuni pun tak pernah kembali pulang, terakhir pulang adalah untuk membunuh gurunya. Akan tetapi dia tidak melihat kucingnya yang telah dibawa dan dipelihara Syamsul.

"Itu semua juga gara-gara kamu Syamsul!!!"

"Baukauhuni! Sadarlah, jangan lagi kau ikuti hasutan iblis itu!"

"Tidak syamsul! Kau harus mati! Setelah kau mati baru tenang rasanya jiwa dan raga ini!"

"Jiwa? Apa kau masih punya jiwa, kalau begitu ayok kembalilah..." pak syamsul kembali merentangkan tangannya dan mengajak bakauhuni.

"Tidak!!! Grrrkkkkk!!!" Bakauhuni pun menerjang begitu cepatnya kearahku. Entah ada salah apa aku padanya sehingga begitu berniatnya untuk menghabisiku.

"Lariiiiii! Jangan diam saja disitu!!!" Suara Pak syamsul berteriak dengan kerasnya mengingatkan agar lari dari tepi jurang terjal yang mana dibawanya bebatuan tajam siap menanti jika aku terpeleset kebelakang, aku pun tersadar dari lamunan.

Aku semangkin gemetar. Sementara cindaku jaraknya semangkin dekat denganku, menyeringai mengerikan. Terlihat taringnya yang begitu tajam dan siap mencabik-cabikku, aku dalam hitungan beberapa detik lagi akan mati dan mati!

Namun aku terus berusaha sekuat tenaga melangkahkan kakiku, tetap saja tak bisa digerakkan. Tiba tiba cindaku itu melompat siap menerkamku, tubunya begitu enteng dan ringannya. Kuku depannya yang runcing dan tajam itu keluar dan siapa menerkam, beberapa senti lagi akan menerkam leherku.

"Kau juga harus mati bocah tengil dan sok jago! Jika saja kau tidak berhenti dan tidur di bawah bukit itu maka aku akan leluasa membunuh korban korban lainnya dengan alasan dibegal! Tapi setelah begal itu tertangkap dan mengakui itu bukanlah perbuatan mereka aku jadi sulit untuk menghilangkan jejak dan mencari korban!!!"

"Bakauhuni! Hentikan!" Pak syamsul kembali mencegah, tapi sudah terlambat. Cindaku itu terus menerjang kearahku.

Bersambung>>>

●Bakauhuni


Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • "Bismillah..." (Cindaku Part 9) : Oleh_Abhenk G-Chaniago 

Trending Now