Video Umar Patek, eks teroris bom Bali 2002, viral di media sosial. Banyak warga menilai kemunculannya melukai perasaan korban dan menimbulkan tanya soal efektivitas deradikalisasi di Indonesia.
Warga Heboh, Video Umar Patek Muncul Lagi
“Korban saja belum pulih benar, kok sekarang dia muncul lagi bicara soal ketertiban negara?” ujar Sulastri, warga Tulang Bawang Barat yang dulu sempat tinggal di Bali saat tragedi itu terjadi.
Menurutnya, luka akibat peristiwa bom Bali bukan hanya soal kehilangan nyawa, tapi juga rasa trauma yang masih membekas hingga kini. “Kalau mau deradikalisasi, ya bagus, tapi jangan muncul di media seolah-olah jadi pahlawan,” tambahnya.
Respons Pemerintah dan Pihak Berwenang
Kementerian Hukum dan HAM melalui Dirjen Pemasyarakatan mengonfirmasi bahwa video Umar Patek sedang ditelusuri asal-usulnya. Belum jelas apakah video tersebut dibuat dengan izin resmi atau murni inisiatif pribadi.
Sementara itu, sejumlah korban tragedi bom Bali menyayangkan kemunculan video tersebut. Mereka menilai kemunculan Umar secara terbuka bisa munculkan luka lama bagi keluarga korban.
“Kalau benar sudah berubah, cukup buktikan dengan tindakan nyata. Tidak perlu muncul lagi di video,” kata Arif, salah satu korban selamat yang kini menetap di Lampung Timur.
Deradikalisasi: Perlu Dievaluasi Lagi
“Deradikalisasi itu bukan sekadar pelatihan atau nasehat, tapi juga harus melibatkan masyarakat agar tidak ada kecurigaan dan rasa takut,” ujar Dr. Rahmadin, pengamat sosial dari Universitas Lampung.
Menurutnya, kepercayaan masyarakat adalah kunci. Tanpa itu, program sebagus apa pun akan sulit diterima publik.
Reaksi Netizen: Antara Maaf dan Marah
Beberapa netizen bahkan menulis komentar pedas seperti:
“Kalau benar mau berubah, bantu korban dulu, bukan bikin video.”
Kesimpulan
Bagi banyak orang, deradikalisasi sejati bukan soal bicara di depan kamera, tapi soal berbuat baik tanpa perlu panggung.
Tagar SEO:
#UmarPatek #BeritaViral #Deradikalisasi #BomBali2002 #QBeritakan #LampungUpdate #BeritaHariIni


