Penulis: Prasetyo Budi | Editor: Redaksi Beritakan.com
Jakarta, 14 Juni 2025 — Bank Indonesia (BI) memberi sinyal kuat akan memangkas suku bunga acuan dalam waktu dekat, seiring menurunnya tekanan inflasi domestik dan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Dalam pernyataan resmi seusai Rapat Dewan Gubernur (RDG), Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan bahwa suku bunga acuan berpeluang turun 25 basis poin (bps) dari posisi saat ini di 6,00%, jika kondisi makroekonomi tetap terkendali.
“Ruang pelonggaran kebijakan moneter mulai terbuka, terutama untuk mendukung pemulihan sektor riil dan kredit produktif,” ujar Perry dalam konferensi pers, Jumat (14/6).
Rupiah Menguat: Tembus Rp15.600/USD
Sinyal pelonggaran suku bunga mendapat respons positif dari pasar. Nilai tukar rupiah pada perdagangan Jumat sore menguat tajam ke Rp15.600 per dolar AS, level terkuat sejak Januari 2024. Investor asing tercatat masuk ke pasar obligasi dan saham, mendorong aliran modal masuk (capital inflow).
Alasan BI Siap Longgarkan Kebijakan:
Inflasi inti menurun ke 2,5% (yoy), di bawah target tengah BI.
Nilai tukar rupiah stabil dan cenderung menguat.
Cadangan devisa naik menjadi USD 144 miliar.
Permintaan kredit mulai tumbuh di sektor produktif.
Dampaknya bagi Ekonomi dan Investor
1. Kredit Lebih Murah – Suku bunga pinjaman konsumen dan usaha berpeluang turun, mendukung pertumbuhan ekonomi.
2. IHSG Potensial Menguat – Pelonggaran moneter memicu sentimen positif di pasar saham.
3. Investasi Properti & UMKM – Akses pembiayaan yang lebih terjangkau bisa mendorong geliat sektor riil.
Catatan Penting: Waspadai Volatilitas Eksternal
Meski peluang pemangkasan suku bunga menguat, BI tetap akan berhati-hati, terutama melihat perkembangan suku bunga The Fed dan tensi geopolitik global.
“Kebijakan BI tetap akan terukur, menjaga keseimbangan antara stabilitas dan pertumbuhan,” tambah Perry.