QBeritakan.com - Almarhum Mas Didi Kempot terkenal sebagai The Godfather of Broken Heart, karena lagunya yang penuh emosi membuat penikmatnya ambyar.
Kalau kata anak muda bukan hanya melodinya yang menari asik di telinga, tapi lirik lagunya juga relate dengan kondisi romansa kaum milenial.
Mereka yang sedang dilanda asmara harus rela jatuh bangun, karena cintanya tidak berbalas. Hingga rasa sakit yang mendera hati, menguap begitu saja dan dituangkanlah dalam lagu urusan hati tadi. Perpaduan yang cocok untuk menumpahkan segala curhatan hati para penggemarnya.
Rasanya hal serupa kini sedang menerobosi hati warga Jawa Tengah. Hati para warga sedang gloomy, karena sosok bapaknya Jateng harus undur diri dari hadapan mereka. 10 tahun sudah Ganjar Pranowo menjadi pilot handal yang terkemuka bagi provinsi beribukota Semarang itu.
Peran Ganjar sebagai bapak, teman, sahabat, tetangga, dan saudara mengudara melalui tindak-tanduknya yang membawa kesejahteraan. Diantaranya di dunia seni dan budaya, Ganjar bukan hanya merancang program untuk memujurkan kehidupan seniman. Tapi dia juga terjun langsung memainkan beberapa scene dari naskah skenario yang disusun sutradara. Entah yang masuk dalam layar lebar sampai dalam pertunjukan aselinya di panggung teater.
Melestarikan seni dan budaya dilakukan, selain menjaga kekayaan negara ada kehidupan orang-orang seperti Mas Didi yang masuk dalam perhatian sang gubernur. Selain fasilitas, pergerakan mereka dilapangkan untuk berkarya. Bukan hanya mengenalkan pada generasi muda bangsa, tapi menunjukkan pada dunia inilah Indonesia dengan keragamannya.
Itulah yang melingkupi hati seniman di berbagai provinsi. Mereka mendatangi Ganjar di hari purna jabatannya menjadi gubernur. Mereka merasa terlindungi, terayomi, dan termajukan bersama pemimpin seperti Ganjar.
Lepasnya sang gubernur dari mandate utama, membuat harapan dan doa muncul. Semoga Ganjar kembali diamanahi tanggungjawab besar, untuk merangkul mereka dan semua kalangan di negeri ini.
Kehilangan memang nampak jelas, tapi bukan berarti perjuangan selesai sampai di sini. Mereka akan mengawal Ganjar menuju amanah barunya. Bukan hanya barisan seniman yang mengungkapkan harunya kepada Ganjar, ada anak yang masuk ke sekolah kejuruan gratis inisiasinya.
Namanya Santi anak kelas 2 SMK, dia mencurahkan isih hatinya tentang bagaimana nanti dia tanpa gubernur dua periode itu. Ganjar sudah menjadi bapaknya, yang memberi kasih dan sayang untuknya. Sekolah gratis adalah satu bentuk sayang itu untuk Santi. Ayahnya sudah pergi, dan dia menganggap Ganjar adalah bapaknya.
Pemimpin yang peduli dengan wong cilik, memiliki jiwa kemanusiaan yang tinggi, keikhlasan dan tulus hati melayani rakyatnya, serta sikap selalu menuntut diri bahwa keberadaannya harus bermanfaat bagi orang di sekitarnya.
Saya yakin dia bukan sekedar memainkan peran sebagai gubernur Jateng, melainkan sebagai seorang manusia yang mengusahakan setiap kebaikan dalam hidupnya. Tidak pelu khawatir Santi, gubernur dua periode itu hanya pensiun dari jabatannya. Bukan berarti dia hilang dari peredaran warga yang memberinya banyak cinta.
Ganjar adalah Ganjar yang akan terus menebar kebahagiaan yang dia miliki. Dia yang akan terus bergotong-royong untuk membantu warga tanpa embel-embel apapun. Dalam pesan pamitannya kepada warga, satu yang diminta dan menjadi pesan cinta diantara mereka. Ganjar meminta agar warga tidak melupakan persaudaraan yang terajut selama ini.
Dimana pun dan kapan pun mereka berada, tali silaturahmi jangan terputus. Pesan simple itu sepertinya penyebab mata berair. Apalagi saat melihat Ganjar dan istri mengendarai mobil keluar dari Puri Gedeh, yang mereka tempati selama menjalankan amanah. Ada kalimat terang disana “terimakasih ya, sudah membantu”, begitu diucapkan kepada setiap orang yang mengawal mereka.
Semua kesedihan yang berceceran di sana, harus diganti dengan semangat baru menuju pijakan lebih besar. Ya doa, harapan, dukungan sudah mengalir dari sisi mana-mana. Dari warganya seperti barisan anak muda, seniman, nelayan, purna TNI, warga desa dari Jateng sampai luar daerah sudah merapatkan pergerakan. Satu komando untuk memenangkan Ganjar di tahun 2024 nanti.
Aku yakin dengan usaha dan doa, semua akan berakhir indah. Karena yang sedang didukung warga ini adalah Ganjar si pemilik sejuta magis perekat. Mulai dari kelebihan, rekam jejak baik, hingga personality yang tidak lagi diragukan.
Di hari terakhir menjabat sebagai gubernur, banyak karangan bunga berjejer disertai untaian kalimat terimakasih. Diantaranya aku menemukan beberapa curhatan para warga. Salah satunya menanyakan “Pak Ganjar, Tanpamu Aku Kudu Piye?”. Warga tanpa pemimpin yang menyamakan frekuensi dengan mereka, memang hanya sebatas pemimpin.
Tapi Ganjar bagi mereka bukan sekedar pemimpin, maka sampai terbit pertanyaan-pertanyaan pasrah tadi. Masalah tanpa penyelesaiannya seperti menunggu hubungan tanpa kepastian, menggantung. Maka solusi dari kamu harus bagaimana tanpa Ganjar, ya seperti hari-hari biasa.
Tidak ada yang istimewa memang dari solusi yang kutawarkan, karena bentuknya adalah jawaban umum. Kalau kamu minta jawaban spesifik agar intens dengan langkah kalian, maka jawabanyya dukung Ganjar untuk meneruskan perjuangan ke tingkatan yang lebih tinggi. Menjadi pemimpin negeri, kepala negara, dan presiden negeri ini!
Niat baik harus dikumandangkan agar rakyat Indonesia tidak salah pemimpin. Kamu ingin membawa negara ini ke arah kemajuan adalah niat baik. Sambutan niat baik harus dengan memilih pemimpin yang baik. Dan satu-satunya yang memenuhi baik dalam segala aspek hanya Ganjar Pranowo.
Memang sudah usai perjuangan Ganjar membawa maju Jateng, maka untuk kelanjutannya kita kawal Bapaknya Jateng itu menuju kursi pemimpin. Kenangan manis dengan warganya tidak akan luntur, karena cerita mereka adalah buah yang menyegarkan dan membawa warna baru untuk kepemimpiannnya nanti. So jangan bersedih karena kita akan berjuang bersama lagi.
Nikmatul Sugiyarto