"Tradisi Kerik Gigi" Lambang Kecantikan Wanita Suku Mentawai Sumatera Barat

QBeritakan.com
Senin, 28 Agustus 2023 | Agustus 28, 2023 WIB Last Updated 2023-08-28T01:12:33Z


QBeritakan.com - Suku Mentawai adalah kelompok etnis masyarakat yang berasal dari Kepulauan Mentawai, yang terletak di bagian barat Sumatera.

Sebagai salah satu suku tertua di Indonesia, suku Mentawai memiliki budaya dan adat istiadat yang kuat, misalnya tradisi kerik gigi yang masih ada hingga saat ini.

Tradisi kerik gigi dilakukan untuk meruncingkan gigi-gigi wanita suku Mentawai sebagai lambang kecantikan dan kedewasaaan.

Berikut informasi lebih lanjut mengenai tradisi kerik gigi tersebut.

1. Jadi standar kecantikan


Jika stereotip tentang kecantikan pada umumnya berkisar soal kulit putih, wajah mulus, dan tubuh langsing, tidak demikian halnya dengan suku Mentawai.
Suku yang telah ada sejak tahun 500 SM ini menganggap standar kecantikan seorang wanita terletak pada gigi yang runcing.

Gigi tersebut diperoleh dari tradisi kerik gigi, yaitu tradisi menggosok, mengasah, atau mengerik gigi agar terlihat runcing seperti gigi hiu.

Walau terdengar menyakitkan, nyatanya tradisi ini masih bertahan hingga zaman modern.

Kerik gigi seringkali dinantikan oleh wanita-wanita di suku adat Mentawai agar terlihat lebih menawan di mata pria.
Selain itu, tradisi kerik gigi juga menyimbolkan beberapa hal, yakni kedewasaan seorang wanita, kebanggaan dan pengabdian pada suami, keseimbangan jiwa, serta simbol kebahagiaan.

Suku Mentawai percaya bahwa dalam diri manusia ada enam sifat buruk, yaitu hawa nafsu (Kama), tamak (Lobha), marah (Krodha), mabuk (Mada), iri hati (Matsarya), dan bingung (Moha).

Tradisi kerik gigi salah satunya bertujuan untuk mengendalikan sifat-sifat buruk tersebut sehingga jiwa sang gadis mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan.

2. Dilakukan tanpa obat bius


Proses kerik gigi dilakukan oleh ketua adat tanpa melalui proses pembiusan.

Alat yang digunakan adalah sebilah perangkat dari kayu atau besi yang diasah hingga tajam.

Ketua adat akan mengasah gigi satu per satu dengan alat tersebut hingga gigi berbentuk runcing. Gigi yang dikerik bukan hanya satu, tetapi 23 gigi.

Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses ini tidak sebentar.

Untuk satu gigi biasanya dibutuhkan waktu sekitar 30 menit, dan keseluruhan prosesnya dilakukan nyaris tanpa jeda.

Untuk menahan rasa sakit, wanita suku Mentawai menggigit pisang hijau yang masih mentah dan keras.

Rangkaian proses menyakitkan ini diyakini sebagai perjuangan wanita Mentawai untuk menemukan jati diri, dan setelahnya wanita tersebut akan memiliki nilai lebih daripada wanita yang tidak bergigi runcing.

Demikianlah informasi mengenai tradisi kerik gigi yang sampai saat ini masih lestari di tengah suku Mentawai yang mendiami Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.***

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • "Tradisi Kerik Gigi" Lambang Kecantikan Wanita Suku Mentawai Sumatera Barat

Trending Now