QBeritakan.com - Gunung Lawu yang berada
di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur ternyata menyimpan banyak
sejarah. Siapa yang tahu, jika gunung yang lama tidak aktif ini masuk ke dalam
jenis pegunungan purba.
Menurut salah satu pemerhati Gunung Lawu,Polet
atau akrab disapa Pak Po,di gunung tersebut terdapat banyak bebatuan karang
yang sama persis dengan bebatuan yang ada di dasar laut.
Batu
karang di atas puncak Lawu tersebut,menandakan bila beribu-ribu tahun saat
daratan bumi masih menyatu, Gunung Lawu dahulu berada di dasar laut. Hal itu
diperkuat dengan banyaknya jenis tanaman langka yang ada di sana.
"
Menurut cerita sejarah,Gunung Lawu adalah gunung tertua. Itu dituangkan dalam
sejarah cerita Babad Lawu dan Banjaran Lawu ".
Daftar isi
DITELITI SAMPAI MANCANEGARA
Dipercaya sebagai pegunungan purba,Gunung Lawu memikat para peneliti
lokal dan mancanegara.Mereka sangat penasaran dengan berbagai misteri yang
mengelingi gunung ini.Seperti misteri adanya dua candi purba. Material
batu,bentuk candi dan reliefnya masih menjadi spekulasi bagi para ilmuwan.
Candi Cetho dan Candi Sukuh itu dikabarkan tidak dibangun pada era
pemerintahan Raja Brawijaya.
Misteri Gunung Lawu itupun
terkuat,jauh sebelum adanya kerajaan Majapahit,kedua candi tersebut sudah
berdiri.
Saat ditemukan oleh Prabu Brawijaya,baru ditambahkan
pahatan lain pada candi-candi tersebut. Relief candinya sangat sederhana.
Sangat berbeda pada candi pada era Majapahit,yang sangat rapi dan detail.
Utusan
peneliti Suku Maya dari Amerika Latin yang datang pada 1982 silam,mengatakan
kalau usia candi tersebut merupakan yang tertua dari seluruh candi yang ada di
dunia. Bentuk candi di Lawu ini memang mirip dengan candi di peradaban
Inca.Sampel batu dan lumut menjadi objek penelitian.
Kesimpulannya,usia
Candi Sukuh jauh lebih tua daripada candi kepunyaan Suku Maya.
CAHAYA TERANG YANG DI DETEKSI NASA
Pernah terdeteksi oleh satelit milik NASA,yang melihat cahaya
terang.Setelah di teliti di berbagai tempat mereka merujuk pada satu tempat
yakni di sekitar wilayah Gunung Lawu.Itu pun yang terlihat di dalam Google Map
hanya titik bangunan candi saja. Sementara gunungnya seperti tertutup .
Hal
tersebut juga dibuktikan dengan adanya penemuan batu marmer dan giok di
sebelah utara Gunung Lawu.Giok sendiri di gunakan sebagai pelapis untuk
pesawat ruang angkasa.Setelit Amerika memang super canggih.Dia juga punya sket
Gunung Lawu.
Tapi,di GPS Gunung Lawu selalu tertutup dan jarang
terlihat. Seperti ada tabir yang menutupi atau menghalanginya.
Setelah
tidak terlihat dari satelit lokasi pasti asal cahaya tersebut,para peneliti
semakin penasaran.Mereka pun datang langsung ke Gunung Lawu untuk mengunjungi
Candi Sukuh.
Di antara mereka berasal dari Australia,bahkan
peneliti NASA juga datang langsung.Mereka mengaku heran dengan kemunculan
cahaya tersebut dan tidak terdeteksinya Gunung Lawu di GPS.
Setelah
itu mereka pulang. Selang beberapa waktu kemudian,mereka datang lagi membawa
peralatan lebih canggih.Hasilnya tetap sama,posisi Gunung Lawu juga tidak
ketemu.Justru yang terlihat dan terdeteksi hanya keberadaan candi-candi di
sekitarnya.
PORTAL DAN TEMPAT MOKSA RAJA-RAJA MAJAPAHIT
Masyarakat sekitar,meyakini apa yang dilihat para peneliti NASA adalah
gerbang portal misterius yang berasal dari titik ujung Candi Sukuh.
Menurut dia,cahaya itu memang kerap muncul pada malam hari.
Masyarakat dulu sering melihat cahaya tersebut namun tidak berani
mendekat,takut hilang. Karena mendengar cerita zaman dulu ada satu desa di
Lawu yang hilang dan sampai saat ini tidak diketahui keberadaannya. Hanya
ditemukan sisa peralatan rumah tangga bertebaran di mana-mana mana.
Bukan rahasia lagi bila Gunung Lawu menjadi pusat spiritual budaya
di tanah Jawa.Apalagi,konon puncak Lawu di percaya sebagai tempat mukso atau
menghilangnya dua raja besar di tanah Jawa, yaitu Prabu Airlangga,( Raja
Kediri Lama ) dan Prabu Brawijaya V ( Raja Majapahit terakhir ).
Bagi
orang yang pertama kali mendaki puncak Lawu pasti bingung,di mana puncak Lawu
yang sesungguhnya. Puncak Lawu juga penuh mistik,karena letak puncak Lawu
justru berada di tengah dan seolah di tutupi.Bahkan jika kita membuka Google
Map di Lawu sebelah barat tertutup cahaya warna kebiruan.
Ada sebuah gua yang di sebut Sumur Jolotundo menjelang puncak.
Terdapat sebuah bangunan di sekitar Puncak Argodumilah yang di
sebut Hargo Dalem untuk berjiarah.
Di sinilah tempatnya eyang
Sunan Lawu. Tempat bertahtah raja terakhir Majapahit memerintahkan makhluk
halus.
Hargo Dalem adalah Makam Kuno tempat Muksa sang Prabu
Brawijaya. Pejiarah wajib melakukan Pesiwanan ( upacara ritual ) sebanyak
tujuh kali untuk melihat penampakan eyang sunan lawu. Namun tidak jarang
sebelum melakukan tujuh kali pendakian,pejiarah sudah dapat berjumpa dengan
eyang sunan lawu.
Pawon Sewu terletak di dekat pos 5 Jalur Cemoro
Sewu. Tempat ini berbentuk tatanan/susunan batu yang merupai candi. Dulunya
digunakan bertapa para abdi Raja Prabu Brawijaya V.
Air Terjun
Gerojogan Sewu,di areal taman gerojogan di sini terdapat banyak kera.
Cerita
Wayang Prabu Baladewa pada saat menjelang perang Baratayudha,di suruh Kresna
untuk bertapa di gerojogan sewu.Hal ini untuk menghindari Baladewa ikut
bertempur di medan perang,sebab kesaktiannya tanpa ada musuh yang sanggup
menandinginya.
AIR TERJUN PRINGGODANI
Ada juga air terjun Pringgodani,tempat bertapa Prabu Anom Gatotkaca
anaknya Bima. Untuk menuju kesana melawati jalanan yang sempit dan terjal.
Di
sini terdapat bertapaan yang juga ada sebuah kuburan yang konon merupakan
kuburan Gatotkaca.
Kuburan ini di keramatkan dan banyak pejiarah
yang datang. Di atasnya terdapat hutan Pringgosepi.
Harga Dalem di
yakini Masyarakat setempat sebagai tempat Muksa Prabu Brawijaya, Raja
Majapahit yang terakhir.
Harga Dumilah diyakini sebagai tempat
pemoksaan Ki Sabdopalon.
TEMPAT TELEPORTASI PARA DEWA DARI HIMALAYA
Di berbagai manuskrip kuna di kisahkan,gunung purba di jaman kadewatan
yang di kenal dengan nama Wukir Mahendra tersebut,konon menjadi tempat
teleportasi para dewa dari Gunung Himalaya ke tanah Jawa.
Oleh karena
itu masyarakat Jawa meyakini,Gunung Lawu menjadi tempat berdirinya kerajaan
yang pertama kali di tanah jawa,yang kala itu di kenal dengan nama kerajaan
Medangkamulan.
DEWA WISNU DAN DEWI SRI
Silih berganti raja raja di jaman kadewatan pernah bertahta di Gunung
Lawu,hampir seluruhnya di yakini sebagai titisan Dewa Wisnu.Maka dari itu
tidaklah mengherankan jika di dalam keyakinan adat masyarakat Jawa,sosok Dewa
Wisnu dan Dewi Sri dianggap sebagai leluhur utama bagi masyarakat Jawa.
Kedua
sosok ini di simbolkan sebagai sebuah lambang keluhuran dan kemakmuran yang
menyatu tak bisa di pisahkan.
Sosok Wisnu dan Sri hingga kini tetap
terus abadi sepanjang masa di dalam keyakinan adat tradisi masyarakat Jawa.
Kedua
tokoh ini seringkali di simbolkan dalam bentuk sepasang kekasih ( loro blonyo
),kisah kesetiaan Panji Asmarabangun dan Dewi Sekartaji,serta simbol- simbol
lainya.
Banyaknya peninggalan peradaban kuna di Gunung Lawu sejak
dari zaman kadewatan,Mataram Hindu,kejayaan Singosari,kejayaan Kediri dan
Majapahit,yang semakin memperteguh keyakinan bahwa Gunung Lawu adalah "
punjering tanah Jawi " atau pancer tanah jawa.
Rahayu
Adhie Khumaidi