QBeritakan.com - Perubahan iklim akibat
pemanasan global memberi berbagai dampak terhadap kehidupan di muka bumi.
Pendidihan
global, yang dikenal juga sebagai "Global Boiling," menjadi satu
fenomena yang bisa mengancam kehidupan masyarakat. Fenomena global boiling
merujuk pada peningkatan suhu rata-rata bumi secara signifikan akibat
aktivitas manusia yang menghasilkan emisi gas rumah kaca.
Pengamat
lingkungan Universitas Lampung M Thoha B Sampurna Jaya menyebut global boiling
juga memiliki dampak terhadap perubahan cuaca ekstrem, termasuk gelombang
panas yang lebih intens dan sering, banjir yang merusak, dan badai tropis yang
lebih kuat.
Daftar isi
Global boiling
Dikutip dari The Washington Post, Sekretaris Jenderal Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, membuat pernyataan di markas besar PBB
di New York pada hari Kamis (27/7), bahwa saat ini global warming di bumi
telah usai, dan era global boiling baru dimulai.
Konsep pendidihan
global atau "global boiling" merujuk pada transisi dari pemanasan global,
menuju periode gelombang panas, bencana terkait iklim, serta pola cuaca
ekstrem yang lebih intens dan berbahaya. Istilah ini digunakan untuk
menekankan betapa parahnya perubahan iklim yang sedang terjadi di bumi.
Guterres
menambahkan bahwa global boiling telah menyebabkan masyarakat menjadi korban
berbagai bencana alam yang dipicu oleh perubahan iklim, mulai dari banjir,
kebakaran hutan, hingga cuaca panas ekstrem yang dapat menyebabkan heat
stroke.
Kekhawatiran tersebut bukan tanpa alasan. Para ilmuwan
telah mengonfirmasi bahwa sejauh ini, bulan Juli 2023 telah menjadi bulan
terpanas di Bumi dalam sejarah.
Data juga menunjukkan bahwa di
bulan Juli 2023, telah dialami tiga minggu terpanas yang pernah tercatat,
rekor tiga hari terpanas, dan suhu lautan tertinggi sepanjang tahun ini.
Sementara
itu, tanggal 6 Juli 2023 dilaporkan sebagai hari terpanas di Bumi sejak tahun
1979, ketika suhu rata-rata global pertama kali dihitung.
Piers
Foster, profesor fisika iklim di Universitas Leeds Inggris sekaligus ketua
Komite Perubahan Iklim Inggris, menanggapi bahwa perubahan iklim yang terjadi
terbilang ekstrim, tetapi hal ini sesuai dengan prediksi 20 tahun lalu.
Dampak dari Perubahan Iklim
Dampak dari perubahan iklim meliputi pemanasan suhu, perubahan curah
hujan, peningkatan frekuensi atau intensitas beberapa peristiwa cuaca ekstrem,
serta naiknya permukaan air laut.
Kondisi-kondisi tersebut dapat
mengancam kesehatan dan kesejahteraan manusia dengan mempengaruhi kondisi air
dan pangan, udara yang dihirup, serta cuaca yang dialami.
Dampak
global boiling bagi manusia dapat bervariasi berdasarkan tempat tinggal,
tingkat sensitivitas terhadap ancaman kesehatan, banyaknya paparan dampak
perubahan iklim, dan kemampuan dalam beradaptasi terhadap perubahan.
Dampak
global boiling untuk kesehatan yang perlu diwaspadai
Perubahan
iklim dapat memicu perubahan lingkungan yang buruk dan berbagai bencana alam.
Ini dapat memberikan dampak kesehatan yang tidak sedikit.
Dampak global boiling untuk kesehatan
- Kenaikan suhu meningkatkan risiko penyakit dan kematian yang terkait dengan paparan panas ekstrem, seperti heat stroke dan dehidrasi, serta penyakit kardiovaskular, pernapasan, hingga serebrovaskular (pembuluh darah di otak).
- Global boiling dapat menyebabkan lebih banyak badai intens di berbagai wilayah yang dapat menghancurkan tempat tinggal dan komunitas, hingga menyebabkan kematian.
- Perubahan iklim dan peningkatan peristiwa cuaca ekstrem dapat membuat perikanan, pertanian, dan peternakan hancur atau menjadi kurang produktif, yang berakibat pada meningkatnya kelaparan dan gizi buruk secara global.
- Perburukan kualitas udara baik di dalam maupun di luar ruangan dapat menyebabkan serangan asma, gangguan kesehatan pernapasan, penyakit kardiovaskular hingga kematian.
- Berkurangnya ketersediaan makanan dan air minum yang aman.
- Peningkatan penyakit pencernaan dan usus, terutama setelah terjadi bencana seperti kekeringan atau banjir.
- Peningkatan kasus infeksi bakteri salmonella dan keracunan makanan terkait bakteri lainnya, karena bakteri tumbuh lebih cepat di lingkungan hangat. Ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan hingga kematian.
- Bencana akibat global boiling dapat menyebabkan atau memperburuk dampak pada kondisi kesehatan mental seperti depresi dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
- Peningkatan penyakit infeksi yang ditularkan oleh vektor penyakit seperti nyamuk dan kutu pembawa patogen berupa virus, bakteri, dan protozoa.
Jika dibiarkan, global boiling memiliki banyak sekali dampak buruk untuk
kesehatan fisik dan mental serta kesejahteraan secara keseluruhan.
Global boiling harus menjadi perhatian semua orang di dunia. Kamu
bisa ikut serta berperan menjaga agar kondisi bumi tidak semakin parah. Cara
mencegah global boiling sebenarnya tidak jauh berbeda dengan cara mencegah
global warming. Kamu bisa mulai dengan menghemat energi, menanam pohon, dan
menggunakan produk yang ramah lingkungan.
Dampak global boiling untuk Pertanian
Dampak lanjutan dari pendidihan global juga mempengaruhi sektor
pertanian dan pangan. Perubahan pola curah hujan dan peningkatan suhu dapat
mengganggu masa produksi tanaman dan mengurangi hasil panen."Akan ada potensi
pergeseran masa tanam dan masa panen, bahkan dampak terburuknya bisa saja
kekurangan pasokan pangan, hal ini dapat memicu krisis pangan dan
ketidakstabilan ekonomi masyarakat,"
Dampak global boiling untuk Perikanan dan Pariwisata
Pengamat lingkungan Universitas Lampung M Thoha B Sampurna Jaya menyebut
global boiling juga memiliki dampak terhadap perubahan cuaca ekstrem, termasuk
gelombang panas yang lebih intens dan sering, banjir yang merusak, dan badai
tropis yang lebih kuat.
"Ini mengancam ketahanan pangan dan
infrastruktur, serta merusak lingkungan alami yang berperan penting dalam
menopang kehidupan masyarakat, apalagi Lampung yang menjadi salah satu
provinsi penghasil kebutuhan pokok utama beras. Ini akan sangat dirasakan oleh
para petani," kata dia.
Salah satu dampak lain yang paling mengkhawatirkan dari pendidihan global
menurut Thoha adalah kenaikan permukaan air laut. Pemanasan global bisa
menyebabkan pelelehan es di kutub-kutub, yang menyumbang pada kenaikan
permukaan air laut secara signifikan. Kenaikan ini mengancam daerah pesisir
dan pulau-pulau kecil, mengakibatkan hilangnya lahan, serta habitat laut yang
rusak.
"Ancaman ini juga dapat berdampak negatif pada ekonomi lokal
yang sangat bergantung pada sektor pariwisata dan perikanan,"
Cara Mengatasi Pemanasan Global
- Melakukan reboisasi dan memperluas area tumbuhan hijau. Sebab, mereka dapat menyerap karbon dioksida dalam proses fotosintesis.
- Memakai energi listrik secukupnya.
- Membatasi kegiatan merokok.
- Tidak membakar sampah.
- Tidak melakukan penebangan liar dan melakukan deforestasi atau penggundulan hutan.
- Mengurangi pemakaian batu bara, gasoline, atau bahan bakar organik lain.
- Mengurangi pemanfaatan produk yang mengandung Chloro-fluorocarbons (CFCs) serta menggantikannya dengan produk ramah lingkungan.
Selamatkan Dunia dari Global Boiling
Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengumumkan dunia telah memasuki era Global Boiling. Dia telah memperingatkan bahwa Juli telah menjadi bulan terpanas.
"Perubahan iklim sudah terjadi dan sangat menakutkan. Tapi ini baru permulaan. Era Global Warming (pemanasan global) telah berakhir dan era Global Boiling (pendidihan global) telah tiba," kata Guterres.
Para pemimpin dunia telah berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca. Namun, bagi individu dan rumah tangga, ada cara sederhana yang bisa dilakukan guna mengurangi dampak Global Boiling.
Berikut tiga perubahan gaya hidup yang bisa Anda lakukan guna membantu memerangi perubahan iklim dan Global Boiling, seperti dikutip dari SBS, Kamis (3/8/2023):
1. Kurangi asupan daging
Industri daging adalah kontributor utama emisi gas rumah kaca dan kerusakan lingkungan. Menurut laporan tahun 2018 yang diterbitkan dalam Journal of Science, beralih ke pola makan nabati merupakan cara besar mengatasinya.
Laporan tersebut menemukan memelihara ternak menghasilkan emisi karbon yang lebih tinggi daripada menanam sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.
Produksi ternak bertanggung jawab atas 15 persen dari semua emisi karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida. Menurut PBB, beralih ke pola makan vegetarian dapat mengurangi jejak karbon seseorang hingga 500 kilogram CO2e per tahun.
2. Berhenti mengendarai mobil
PBB mengungkapkan sektor transportasi menghasilkan emisi karbon terbesar di dunia. Gas rumah kaca utama yang dihasilkan oleh kendaraan adalah karbon dioksida (CO2), tetapi juga menghasilkan dinitrogen oksida dan metana.
Cara yang bisa Anda lakukan dengan berjalan kaki, bersepeda, atau naik transportasi umum jika memungkinkan daripada berpergian dengan mobil. Kendaraan listrik juga dapat membantu mengurangi polusi udara dan menyebabkan emisi gas rumah kaca yang jauh lebih sedikit daripada kendaraan bertenaga bensin atau diesel.
3. Kurangi perjalanan udara
Perjalanan udara merupakan salah satu aktivitas manusia yang paling merusak lingkungan. Sebab, pesawat membakar bahan bakar fosil dalam jumlah besar dan menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan.
Menurut Agen Energi Internasional (IEA), penerbangan menyumbang dua persen dari emisi CO2 terkait energi global pada tahun 2022. Angka tersebut tumbuh lebih cepat dalam beberapa dekade terakhir daripada perjalanan darat