"GOWOK" Guru Kamasutra Jawa Abad 15, Sejarah Tradisi Gowok Yang Mulai Hilang

Wartawan Goes Too Campus
Minggu, 30 Juli 2023 | Juli 30, 2023 WIB Last Updated 2023-07-30T15:29:02Z


QBeritakan.com -Gowok,Tradisi Mengasuh Pria Agar Makin Jantan dan Mampu Memuaskan Wanita Lahir dan Batin.
Tradisi Yang Telah Hilang.

18+ Yang Belum Cukup Umur Silahkan Skip..

Gowok (aksara Jawa ) adalah sebutan untuk perempuan dalam kebudayaan Jawa yang di sewa untuk mengajarkan perihal rumah tangga dan seksualitas kepada laki-laki berusia remaja atau sebelum menikah.

Keluarga mempelai laki-laki menyewakan gowok untuk anak mereka sebelum menikah.

Gowok akan mengajarkan salah satunya tentang memuaskan istri dan memperkenalkan tubuh perempuan.

Calon mempelai laki-laki akan tinggal di rumah gowok selama beberapa hari atau seminggu untuk kemudian menerapkan ilmu yang sudah di peroleh kepada istrinya ketika sudah menikah.

Asal kata


Gowok dalam bausastra Jawa berarti lubang di pohon kayu tempat burung bersarang.

Kata ini kemudian berarti simbolis untuk gowok yang memiliki 'lubang' pada tubuh.

Education atau pendidikan seks,sampai sekarang masih jadi hal yang tabu bagi masyarakat Indonesia.

Padahal kalau mau menengok masa lalu,malah di kalangan masyarakat Jawa,ada sebuah tradisi pendidikan seks yang langsung belajar dengan praktek ! “ Tradisi Gowok ” namanya.
Dari berbagai sumber,di sebutkan tradisi ini sudah marak pada abad ke-15 tapi sudah menghilang pada era 1960-an.

Di sarikan Budi Sarjono dalam novel ‘Nyai Gowok’, tradisi ini asal-usulnya eksis sejak kedatangan Laksamana Cheng Ho dari Negeri China.

Deskripsinya begini.


Gowok adalah sebutan wanita dewasa yang acap di jadikan “ tempat ” seorang anak lelaki mengenal seluk beluk tubuh wanita.
Mulai dari bagian-bagian sensitif, hingga taraf hubungan seks.

Dalam buku ‘Ronggeng Dukuh Paruk’ karya Ahmad Tohari, figur gowok seolah di jadikan mentor edukasi seks melalui praktek sejak dini.

Ya,biasanya anak laki-laki yang sudah dewasa/baligh, “di latih” gowok soal berbagai pengetahuan seksual yang “disewa” pihak keluarga.

Biasanya dalam “ latihan ” atau yang biasa di sebut ‘nyantrik’ itu, seorang anak akan menginap beberapa hari atau paling lama sepekan bersama sang gowok.

Setelah dididik, sang anak laki-laki biasanya akan punya status sosial yang lebih tinggi dan jadi rebutan wanita-wanita, lho !
Eits,tapi ini bukan soal nafsu semata meski tradisi ini terbilang vulgar.

Anak-anak remaja yang di didik gowok tidak hanya mesti mengerti soal hubungan badan di ranjang.

Tapi juga semua hal tentang dunia pernikahan dengan pasangannya masing-masing, untuk menjadi lelanangin jagad yang sejati.

Jadi,intinya mereka di didik gowok agar lebih mantap dan lebih matang dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Gowok juga tidak hanya di sewa keluarga si anak saat baligh,ada yang menyewa gowok saat si remaja laki-laki hendak menikah.

Kadang,gowok yang di pilih berdasarkan kesepakatan orangtua dan calon mertua si remaja laki-laki dan biasanya di pilih seorang wanita Jawa yang berusia antara 30-40 tahun.

“ Masa pergowokan biasanya berlangsung hanya beberapa hari, paling lama satu minggu ” ungkap Ahmad Tohari dalam bukunya.

“ Satu hal yang tidak perlu di terangkan tetapi harus di ketahui oleh semua orang adalah hal yang menyangkut tugas inti gowok.

Yaitu mempersiapkan seorang perjaka agar tidak mendapat malu pada malam pengantin baru ” imbuhnya.
Seperti sedikit di uraikan di atas, tradisi vulgar ini datang seiring kehadiran Laksamana Cheng Ho ke Pulau Jawa pada tahun 1415.

Tradisi ini di kenalkan seorang wanita bernama Goo Wok Niang.


Dalam masyarakat Jawa, pelafalannya berubah jadi “gowok”.

Namun disebutkan, tradisi yang marak di daerah Purworejo dan Banyumas ini, mulai hilang di era 1960-an, lantaran memang tradisinya melanggar norma dan agama.

Salam adat budaya Nusantara..
Rahayu..

Adhie Khumaidi

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • "GOWOK" Guru Kamasutra Jawa Abad 15, Sejarah Tradisi Gowok Yang Mulai Hilang

Trending Now