QBeritakan.com - Bertepatan tanggal 7 Muharram yang jatuh pada hari Selasa kemarin, 25 Juli 2023, dilaksanakan prosesi Maarak Jari-jari Hoyak Tabuik 2023 di Pariaman.
Tradisi ini setiap tahun dilakukan dan diperkirakan telah ada sejak abad ke 19 Masehi.
Prosesi Maarak Jari-jari Hoyak Tabuik Pariaman 2023 ini tentu menyedot perhatian publik hingga ramai warga berpartisipasi atau sekedar menyaksikan prosesi yang ada.
Berlangsung pada malam hari setelah Maghrib, prosesi dilakukan beramai-ramai dengan mengarak panja sebentuk keranjang atau wadah.
Sejak sore, anak Tabuik dari dua Rumah Tabuik Pasa dan Subarang yang berjumlah puluhan orang akan bersiap dengan perlengkapan masing-masing yang dibutuhkan.
Pranja selanjutnya diarak keliling kampung dengan iringan gendang tasa dan tambua menuju Tugu Tabuik atau tempat berkumpul.
Puncaknya akan terjadi Basalisiah antara anak Pasa dan Subarang tadi yang sering juga terjadi perselisihan atau gesekan antara kedua kelompok ini.
Basalisiah ini bisa disebut perselisihan, kedua kelompok pemuda akan saling terlibat kericuhan, kemudian akhirnya saling bermaaf-maafan.
Acara ini pun diikuti seluruh kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak, pemuda, hingga para orang tua.
Maarak Jari-jari ini menjadi salah satu rangkaian festival Tabuik, acara tahunan masyarakat Padang Pariaman setiap tanggal 1-10 Muharram.
Acara ini khusus untuk memperingati hari Asyura setiap tanggal 10 Muharram sekaligus memperingati kematian Husein yang merupakan cucu dari Nabi Muhammad.
Sekilas acara Tabuik sama dengan Tabot yang dilaksanakan di Bengkulu, namun dari sisi pelaksanaannya cukup banyak perbedaannya
Di Pariaman, Tabuik diibaratkan sebagai keranda usungan mayat Husein Bin Ali yang terbuat dari bambu, rotan dan dihiasi bunga-bunga.
Tabuik merupakan istilah yang berasal dari bahasa Arab Melayu yang berarti peti atau keranda yang dihiasi bunga-bunga dan diarak berkeliling kampung.
Setiap tahunnya, rangkaian acara Tabuik selalu ramai dengan orang yang menyaksikan atau berpartisipasi.
Hal ini menandakan tradisi Tabuik menjadi acara yang selalu dinantikan setiap tahunnya dan sudah sepatutnya untuk dilestarikan atau diwariskan secara turun-temurun pada generasi berikutnya.***
Tradisi ini setiap tahun dilakukan dan diperkirakan telah ada sejak abad ke 19 Masehi.
Prosesi Maarak Jari-jari Hoyak Tabuik Pariaman 2023 ini tentu menyedot perhatian publik hingga ramai warga berpartisipasi atau sekedar menyaksikan prosesi yang ada.
Berlangsung pada malam hari setelah Maghrib, prosesi dilakukan beramai-ramai dengan mengarak panja sebentuk keranjang atau wadah.
Sejak sore, anak Tabuik dari dua Rumah Tabuik Pasa dan Subarang yang berjumlah puluhan orang akan bersiap dengan perlengkapan masing-masing yang dibutuhkan.
Pranja selanjutnya diarak keliling kampung dengan iringan gendang tasa dan tambua menuju Tugu Tabuik atau tempat berkumpul.
Puncaknya akan terjadi Basalisiah antara anak Pasa dan Subarang tadi yang sering juga terjadi perselisihan atau gesekan antara kedua kelompok ini.
Basalisiah ini bisa disebut perselisihan, kedua kelompok pemuda akan saling terlibat kericuhan, kemudian akhirnya saling bermaaf-maafan.
Acara ini pun diikuti seluruh kalangan masyarakat, mulai dari anak-anak, pemuda, hingga para orang tua.
Maarak Jari-jari ini menjadi salah satu rangkaian festival Tabuik, acara tahunan masyarakat Padang Pariaman setiap tanggal 1-10 Muharram.
Acara ini khusus untuk memperingati hari Asyura setiap tanggal 10 Muharram sekaligus memperingati kematian Husein yang merupakan cucu dari Nabi Muhammad.
Sekilas acara Tabuik sama dengan Tabot yang dilaksanakan di Bengkulu, namun dari sisi pelaksanaannya cukup banyak perbedaannya
Di Pariaman, Tabuik diibaratkan sebagai keranda usungan mayat Husein Bin Ali yang terbuat dari bambu, rotan dan dihiasi bunga-bunga.
Tabuik merupakan istilah yang berasal dari bahasa Arab Melayu yang berarti peti atau keranda yang dihiasi bunga-bunga dan diarak berkeliling kampung.
Setiap tahunnya, rangkaian acara Tabuik selalu ramai dengan orang yang menyaksikan atau berpartisipasi.
Hal ini menandakan tradisi Tabuik menjadi acara yang selalu dinantikan setiap tahunnya dan sudah sepatutnya untuk dilestarikan atau diwariskan secara turun-temurun pada generasi berikutnya.***