QBeritakan.com - Itulah sosok Mas Wali yang muda tapi nampak matang. Kinerjanya terdepan, tapi bawaannya tetap tenang. Saat dihina tak lantas meradang seperti para politisi yang tengah magang. Dipuji pun tak lantas melayang ke awang-awang.
Sudah tak terhitung hoax dan ujaran kebencian yang ditujukan pada dirinya dan keluarganya, dan yang terkini hinaan brutal yang ditujukan kepada istrinya. Gibran hanya mengingatkan agar hal seperti itu jangan dilakukannya lagi.
Lalu saat dipuji bila dirinya memiliki hati yang andhap asor, alih-alih berterima kasih, atau menjawab formal, ia malah menjawab dengan sarkasme: "Gak bisa, saya luar dalam sombong, angkuh, tangan besi, bocil dinasti aji mumpung, zilong top global mythical glory."
Sontak warganet pun tertawa dan menyukai gaya Mas Wali dalam berkomunikasi dengan warganya. Karena mereka sangat tahu sifat aslinya yang andhap asor, tapi sat set kalau bekerja. Selain itu punya pendirian yang kuat.
Sarkasme itu tentu tak asal, karena bermuatan sindirin kepada mereka yang tak mengenalnya tapi sudah mengatakan sombong dan angkuh karena wajah dinginnya dan bicaranya yang serba singkat. Lalu bocil dinasti karena ia kerap diserang sebagai bocah kecil dan menang karena politik dinasti dari putra presiden.
Tapi yang lucu, tentu pada kata aji mumpung karena ia kerap memanfaatkan nama besar sang ayah, lalu ia gambarkan sebagai 'Zilong top global mythical glory.' Sebagai bentuk sindiran keras kepada seniornya yang alih-alih membimbingnya, yang ada justru menyerang dengan kalimat pedas yang sungguh tak patut.
"Padahal bila melihat dari sisi prestasi, maka siapa pun yang pernah mimpin Solo, tentu hasilnya jauh sekali. Bahkan kota yang dulu dikatakan miskin, kini pertumbuhan ekonomi di Solo terbilang terbaik secara nasional."
Itulah pemimpin milenial yang visioner
Wahyu Sutono
.JPG)
