QBeritakan.com - Kontroversi-kontroversi pemimpin Al Zaytun tak kunjung usai, malah bertambah. Terbaru, Panji buat heboh publik dengan pernyataannya.
Bagaimana tidak, Panji sebut masjid di Indonesia adalah masjid putus asa, sedangkan mangmen masjid sebenarnya lihat di Vatikan.
Hal tersebut didapatkan dalam potongan sebuah video di platform Tiktok yang di unggah oleh salah satu akun.
Dalam video berdurasi 1 menit 57 detik tersebut berisikan sebuah narasi yang membuat geger para warganet.
Panji Gumilang mengungkapkan hal tersebut karena orang-orang hanya bertunduk dan di paksa untuk mengisi kaleng, setelah itu pergi.
Pemimpin Al Zaytun pun juga menyinggung terkait peran masjid yang digunakan sebagai pusat peradaban di Indonesia namun kenyataan tidak sesuai.
Ia berpendapat bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan tujuan. Lebih lanjut Panji mengatakan bahwa peradaban di masjid adalah pungutan uang.
Sebagaimana ketika ada jemaah, maka ada kaleng yang berkeliling dari satu jamaah ke jamaah lain.
Menurut Panji hal tersebut sangat memalukan, karena menunjukkan bahwa orang-orang yang masuk ke masjid adalah pelit.
Hal tersebut ia ungkapkan karena jika tidak ada kaleng yang di keliling maka jemaah tidak akan memberikan uang.
Lebih lanjut Panji Gumilang mengungkapkan seharusnya masjid memiliki rekening khusus sehingga dapat di transfer langsung ke masjid jika memang masjid berperan sebagai peradaban.
Oleh karena itu, Panji Gumilang telah melakukan pengamatan di Vatikan, dari hasil pengamatan yang di dapatkan Panji Gumilang mengungkapkan bahwa di Negara tersebut tidak ada sumbangan dari kaleng yang di kelilingi ke jemaah.
Dari sejarah yang di baca Panji ia mendapatkan bahwa di Vatikan setiap bulannya mendapat bantuan yang sangat banyak di rekening.
Hasil sumbangan tersebut di olah dan di distribusikan untuk keperluan sehingga semua peradaban masjid berjalan dengan baik.*
Bagaimana tidak, Panji sebut masjid di Indonesia adalah masjid putus asa, sedangkan mangmen masjid sebenarnya lihat di Vatikan.
Hal tersebut didapatkan dalam potongan sebuah video di platform Tiktok yang di unggah oleh salah satu akun.
Dalam video berdurasi 1 menit 57 detik tersebut berisikan sebuah narasi yang membuat geger para warganet.
Panji Gumilang mengungkapkan hal tersebut karena orang-orang hanya bertunduk dan di paksa untuk mengisi kaleng, setelah itu pergi.
Pemimpin Al Zaytun pun juga menyinggung terkait peran masjid yang digunakan sebagai pusat peradaban di Indonesia namun kenyataan tidak sesuai.
Ia berpendapat bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan tujuan. Lebih lanjut Panji mengatakan bahwa peradaban di masjid adalah pungutan uang.
Sebagaimana ketika ada jemaah, maka ada kaleng yang berkeliling dari satu jamaah ke jamaah lain.
Menurut Panji hal tersebut sangat memalukan, karena menunjukkan bahwa orang-orang yang masuk ke masjid adalah pelit.
Hal tersebut ia ungkapkan karena jika tidak ada kaleng yang di keliling maka jemaah tidak akan memberikan uang.
Lebih lanjut Panji Gumilang mengungkapkan seharusnya masjid memiliki rekening khusus sehingga dapat di transfer langsung ke masjid jika memang masjid berperan sebagai peradaban.
Oleh karena itu, Panji Gumilang telah melakukan pengamatan di Vatikan, dari hasil pengamatan yang di dapatkan Panji Gumilang mengungkapkan bahwa di Negara tersebut tidak ada sumbangan dari kaleng yang di kelilingi ke jemaah.
Dari sejarah yang di baca Panji ia mendapatkan bahwa di Vatikan setiap bulannya mendapat bantuan yang sangat banyak di rekening.
Hasil sumbangan tersebut di olah dan di distribusikan untuk keperluan sehingga semua peradaban masjid berjalan dengan baik.*
