TERGODA PESONA SUMIRAH "Kau Tetap Kekasih Dihatiku"

QBeritakan.com
Kamis, 24 November 2022 | November 24, 2022 WIB Last Updated 2022-11-24T03:30:29Z


QBeritakan.com - Oleh_Prasetyo Budi, 
Mirah.. Namanya Sumirah,  Meski sederhana tapi dia mempesona dengan kecantikan yang biasa saja. Rasanya bukan karena cantik atau penampilan trendynya yang membuat dia disukai banyak orang tapi lebih ke pembawaannya yang riang dan kepribadiannya yang menarik. Meski Mirah hanya ibu rumah tangga biasa tapi karena Ia pintar bergaul temannya banyak dari berbagai kalangan. 
 
Ya, Mirah yang hidup sederhana tanpa penghasilan tetap tak pernah minder berteman dengan nyonya-nyonya kaya, pengusaha bahkan para pejabat. Tapi juga tak pernah sombong dan tetap berteman baik dengan ibu-ibu kampung, janda-janda tua, tukang parkir, tukang sapu jalanan atau pun preman pasar. Mirah yang lincah, supel dan baik hati selalu terlihat bahagia seolah tak pernah punya masalah atau beban hidup.

Akhir-akhir ini Mirah seringkali terlihat murung. Dia datang pada ku dan bercerita kalau dia merasa lelah menjalani hidupnya. Aku heran, biasanya Mirah selalu optimis dan penuh semangat. Katanya dia lelah terlihat baik-baik saja padahal sesungguhnya hidupnya amat berat.

"Kau tau..hidupku ini tak pernah indah. Kalau kau pikir hidupku ini menyenangkan itu karena aku tak pernah mengeluh dan selalu tersenyum. Aku tak ingin memberatkan orang lain dengan kegelisahan dan ketidak bahagiaan ku. 
 
Aku tak ingin memamerkan pada semua orang tentang ketidak berdayaanku. Aku ingin membuat orang lain senang dengan membuat mereka percaya bahwa aku baik-baik saja."

Pada ku Mirah menceritakan semua kegalauan hatinya. Tentang keadaan finansialnya, tentang masalahnya dengan mantan suaminya, tentang kekecewaannya atas ketidak-adilan bos tempat dia bekerja paruh waktu, tentang harapan-harapannya yang tak terwujud dan tentang banyak hal. Begitulah awal kedekatanku dengannya. 
 
Semakin hari hubungan ku dengannya semakin dekat. Dengan ku Mirah bebas mengekspresikan apa saja perasaannya. Saat senang dia akan riang gembira dengan senyum lebarnya yang khas dan saat sedih dia tak sungkan menangis dan saat marah akan suatu hal dia akan mengisahkannya pada ku dengan  suara meledak-ledak seolah dia sedang marah pada ku.  
 
Karena sejak awal aku sudah menyukainya maka terjadilah hal yang seharusnya tak terjadi. Kami saling menginginkan. Dan akhirnya menjalin hubungan cinta terlarang. Terlarang karena statusku yang suami orang.

Entahlah..saat itu aku benar-benar kebablasan. Padahal pada dasarnya aku bukan lelaki yang 'nakal'. Dalam arti kata aku termasuk lelaki yang tak suka main perempuan. Aku tak pernah tinggal sholat bahkan saat bersamanya aku tak pernah melupakan sholat lima waktu. Sayangnya saat itu sholat ku belum bisa menjadi penolongku dari perbuatan yang memalukan. Aku menyelingkuhi istri ku yang setia.

Saat menjalin hubungan dengan Mirah selalu saja aku menemukan kekurangan-kekurangan istri ku. Seringkali kuceritakan pada Mirah. Dan dengan bijak dia menasihati ku untuk bersabar dan jangan bosan membina, menerima dan memahami kekurangan istri ku. Mirah memang berbeda dengan perempuan kebanyakan. 
 
Biasanya perempuan selingkuhan suka memanas-manasi dan membuat hancur rumah tangga, tapi Mirah tidak. Dia malah selalu ingin membuat rumah tangga ku tetap harmonis. Tak jarang dia marah pada ku kalau aku lalai pada keluarga ku.

Setahun aku menjalin hubungan cinta dengan Mirah. Bisa dibilang selalu dalam keadaan baik-baik saja tak pernah bertengkar. Aku selalu bisa bersabar setiap kali menghadapi emosi Mirah yang berubah-ubah. Setiap merasa ada masalah kami membicarakannya baik baik. Kalau kami jarang bertemu kami selalu berkomunikasi. 
 
Kami bisa telponan berjam-jam ngobrol apa saja tanpa membuatku meninggalkan pekerjaanku. Entah apa -apa yang kami obrolkan sampai bisa berjam-jam. Karena Mirah selalu saja punya bahan obrolan. Kebersamaan dengan Mirah membuatku sangat bahagia sebagai lelaki hingga lupa ancaman dosa. 
 
Daya tarik perselingkuhan ini sungguh mempesona hingga sangat sulit untuk dihindari. Aku sungguh merasa sempurna bersamanya. Hidupku terasa lengkap dengan kenyamanan yang dihadirkan kekasihku Mirah. Satu persatu kenangan manis kami ukir bersama sampai tiba masa akhirnya kami lelah merangkai dosa.
 
Mungkin telah tiba saatnya sholat ku menjadi penolong ku. Tuhan menyentuhku dengan cara yang manis. Menjadikan rasa malu sebagai pengingat agar aku meninggalkan perbuatanku yang memalukan dan penuh dosa. Selalu saja aku pulang dari pengajian rutin dengan rasa malu. Seolah-olah tausyiah yang disampaikan guru mengaji kami sengaja menyindirku. Belum lagi saat kumpul dengan teman-teman dan mereka menceritakan tentang perselingkuhan yang terjadi di sekeliling mereka. 
 
Duh rasanya seolah mereka tahu perbuatanku. Bahkan saat membaca berita di koran tentang penggerebekan pasangan selingkuh di hotel-hotel aku membayangkan betapa memalukan kalau kejadian itu terjadi pada ku dan Mirah. Pokoknya banyak hal yang membuatku pada akhirnya malu pada perbuatan kami.


Ditambah pula pada suatu hari istri ku memergoki pesan yang dikirim Mirah padaku. Sepandai pandai tupai melompat ada kalanya jatuh juga. Begitu pepatah yang tepat buatku saat itu. Padahal biasanya aku rajin menghapus setiap riwayat pesan ku dengan Mirah. Bahkan nama Mirah kuganti dengan nama pria di kontak hp ku. 
 
Tapi pagi itu saat aku sedang mandi istri ku teriak : "siapa itu Sumirah?" teriakannya keras sampai anak-anak ku ikut mendengarnya. Malamnya aku memang mengaktifkan email ku yang memuat notifikasi dimana dalam notifikasi itu nama Mirah muncul berikut isi pesannya yang memuat kata sayang. Padahal biasanya aku tak pernah mengaktifkan email itu. Dan biasanya juga istriku tak pernah mengutak-atik hp ku. 
 
Malu sekali aku pada anak-anakku. Aku diam saja tak menjawab. Aku tak ingin berbohong tapi juga tak ingin mengakuinya. Diam ku diartikan oleh istri ku bahwa tuduhannya benar. Aku punya wanita lain. Dia hanya mengomel sedikit lalu mendiamkan ku. 
 
Setelah beberapa hari akhirnya istri ku membuatku berjanji untuk berhenti berselingkuh. Berjanji tidak lagi melanjutkan hubunganku dengan Sumirah yang mengirim pesan pada ku itu.

Aku memberitahu Mirah kejadian itu. Dia menyarankan agar kami untuk sementara waktu jangan kontak dulu sampai kemarahan istri ku reda dan kekacauan dalam rumah tangga ku dibenahi. Dia cukup bijak untuk menahan kerinduannya demi menjaga hubungan ku dengan istri. Sejak saat itu aku memang jadi jarang berkomunikasi dengannya. 
 
Dan dia dengan sabar menungguku. Sampai akhirnya dia merasakan sesuatu yang berbeda dari sikapku. Dia bertanya apa aku sengaja menghindarinya. Dan apakah aku membuat janji pada istriku untuk berhenti berhubungan dengannya. 
 
Dengan jujur ku akui bahwa hal itu benar. Dan kuceritakan pula tentang kegalauan ku atas dosa-dosa yang pernah kami lakukan. Tentang betapa malunya aku atas tamparan tausyiah dan teguran teman-teman di masjid yang menanyakan jarang hadirnya aku dalam saf-saf subuh.

Dan syukurlah Mirah mengerti. Dia juga bilang seringkali merasakan kegalauan yang sama. Malu pada dosa-dosa yang bertopeng atas nama cinta. Akhirnya kami sepakat mengakhiri hubungan kami. 
 
Sepakat bahwa jika benar kami saling mencintai maka kami harus mengakhiri rangkaian dosa ini dan kembali ke jalan yang benar. Menjadikan sholat sebagai pelindung kami dari perbuatan dosa. Aku ingat Mirah pernah berkata, Mas No rajin sholat tapi kok Mas No tetap melakukan dosa bersama ku? kenapa sholat Mas No itu tidak membuat Mas terhalang dari berzinah? Memang saat itu sholatku belum berhasil menolongku tapi pada akhirnya dengan tetap bersama Tuhan aku bisa kembali ke jalan yang lurus. Alhamdulillah.

Aku memang tak bisa melupakan cintaku pada Mirah. Tapi aku berhasil berdamai dengan keinginanku untuk bersamanya. Setiap kali aku tergoda untuk kembali menjalin kasih dengannya aku ingat baik -baik kata-katanya, bahwa dulu kami memulai hubungan karena nafsu sekarang kami mengakhirinya karena cinta. 
 
Kalau aku benar-benar mencintainya dengan tulus aku harus berhenti mengajaknya berbuat dosa. Dan jika dia mencintaiku dengan tulus dia tak kan membuat rumah tanggaku berantakan dan membuatku dikejar rasa bersalah. Terus terang aku belum sanggup beristri dua. Karena beban tanggung jawab yang tidak ringan. 
 
Aku bukan orang yang bisa menganggap sepele masalah tanggung jawab beristri dua. Aku khawatir tidak bisa bersikap adil baik secara moril maupun materil. Lagi pula aku berfikir jika Tuhan mengijinkan aku berjodoh dengan Mirah Dia akan memudahkan ku. Dan jika ternyata akhirnya kami berpisah aku yakin itu juga atas ijin Allah dan Allah menghendaki seperti itu akhir kisahku dengan Mirah.

Perpisahan kami ternyata juga bukan hal yang mudah bagi Sumirah. Beberapa kali dia menyatakan tak sanggup kahilanganku meski beberapa saat kemudian kembali mengukuhkan niatnya menjauhiku demi cinta. Dia bilang masih sering menangisi ketiadaanku dalam hari-harinya. 
 
Kadangkala aku jadi tak tega dan rasanya ingin ku berlari memeluknya saat dia terlihat begitu rapuh. Setiap kali itu terjadi aku hanya bisa istighfar dan mengalihkan perhatianku dengan banyak menyibukkan diri pada pekerjaan. Menenggelamkan diriku dalam pengajian-pengajian dan bersembunyi disekitar orang-orang sholeh. 
 
Bukan hal mudah bagiku untuk menahan godaan untuk kembali bersamanya. Aku bertahan mengobati hati ku dengan sholat malam,  banyak berzikir, berpuasa, membaca Quran dan berkumpul dengan orang-orang sholeh. Membenahi lagi sholatku agar senantiasa mampu menjadi penolong, menjagaku dari melakukan perbuatan dosa dan memberikan penghiburan bagi hati ku. Semoga Allah memberkati.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • TERGODA PESONA SUMIRAH "Kau Tetap Kekasih Dihatiku"

Trending Now