QBeritakan.com - Kawasan Wisata Mandeh merupakan destinasi andalan Sumatera 
Barat yang memiliki banyak potensi pariwisata, mulai dari pantai, 
pulau-pulau, hutan mangrove, perbukitan maupun air terjun. Panorama 
pantai dan bawah laut Mandeh yang memukau juga membuat banyak orang 
menjuluki Mandeh sebagai Surga dari Sumatera Barat (Paradise from West 
Sumatera). 
Tak
 berhenti sampai disana, keindahan alam yang sudah ada ini akan semakin 
diperkaya dengan pembangunan atraksi yang mampu mengoptimalkan daya 
tarik objek wisata tersebut. Salah satunya, yaitu dengan rencana 
pembangunan konservasi lumba lumba di Mandeh, mengingat perairan di 
kawasan ini masih terbentang luas untuk dikembangkan dengan terobosan 
yang menarik.
Hal
 ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat, Audy Joinaldy dalam 
rapat bersama Founder PT. Meta Archipelago Hotels (PT. Martel) Dedi 
Sjahrir Panigoro, Kepala Dinas Pariwisata Luhur Budianda dan Kepala Biro
 Perekonomian Ria Wijayanti, di Kantor Gubernur Sumbar, Selasa 
(22/11/2022). 
"Kawasan
 Wisata Mandeh perlu dihangatkan kembali dengan menggaet pengembang. 
Mandeh masih menjadi under expose, under rated, perlu dihangatkan 
kembali. Konservasi lumba lumba ini bisa menjadi bahan daya tarik 
wisatawan, baik nasional maupun internasional,” ujar Audy.
Konservasi
 Lumba-lumba ini merupakan ide yang diusulkan oleh Dedi Sjahrir Panigoro
 selaku Founder PT. Martel. Menurutnya pengembangan Kawasan Wisata 
Mandeh perlu mendapat dukungan dari pengembang guna mengoptimalkan daya 
tarik objek wisata. Ditambah lagi, konservasi tentu tidak luput dari 
Atraksi dan Edukasi sebagai nilai tambah dalam pengembangan objek 
wisata. 
“Konservasi
 Lumba-lumba ini sebaiknya kita buat di tengah laut dan atraksi serta 
edukasinya di darat. Jadi wisatawan bisa melihat potensi kekayaan alam 
Sumatera Barat baik di laut maupun di darat.” kata Firdaus, yang 
mewakili PT. Martel dalam pemaparan Plan Project Konservasi tersebut.
Gagasan
 yang melibatkan darat dan laut dalam konservasi Lumba-lumba ini juga 
disambut baik oleh Wakil Gubernur. Ditambah lagi di bawah laut Mandeh, 
terdapat bangkai kapal MV Boeloengan Nederland yang tenggelam pada 1942 
dan yang sudah menjadi salah satu spot favorit wisata diving. Selain 
bangkai kapal yang sebagian sudah ditutupi terumbu karang,  MV Boelongan
 juga telah menjadi bagian dari habitat biota laut di Kawasan Mandeh.
“Nah,
 Ini kita juga bisa kenalkan lagi lewat konservasi. Kapal tenggelam di 
wilayah Mandeh, MV Boelongan, tempat biota laut yang jadi favoritnya 
orang diving. Saya harap konservasi lumba-lumba ini bisa segera 
terealisasi,” Tutup Audy.
Menurut
 Audy perlunya rebranding objek wisata andalan ini menjadi hal yang 
patut diutamakan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Mulai dari 
pengembangan, juga terobosan yang perlu segera diinisiasi, mengingat 
besarnya potensi pariwisata yang dapat dioptimalkan di Kawasan Mandeh. 
(Aidil/MC Prov Sumbar)Dinas Kominfotik Sumbar



 
 
 
 
