Kontestasi politik di Malaysia menjelang pemilihan umum 19 November

Prasetyo Budi
Sabtu, 19 November 2022 | November 19, 2022 WIB Last Updated 2022-12-05T13:44:24Z


QBeritakan.com - Kontestasi politik di Malaysia menjelang pemilihan umum 19 November mendatang memanas. Dinamika persaingan makin kuat pascamanuver mantan Perdana Menteri (PM) Najib Razak yang berusaha memperkuat cengkeramannya setelah partainya, UMNO, mengalami kekalahan pada pemilu 2018 lalu.
Kekalahan UMNO sendiri terjadi saat Najib dirundung skandal korupsi besar 1MDB. Najib bahkan telah mendapatkan vonis bersalah dengan hukuman penjara 12 tahun akibat kasus itu.

Selain itu, pemilu Malaysia kali ini merupakan pemilihan yang dipercepat setahun. Hal ini terjadi PM Ismail Sabri Yaakob membubarkan parlemen pada tanggal 10 Oktober lalu.

Berikut beberapa pertanyaan kunci terkait pemilu Malaysia dan Najib seperti dilaporkan AFP, Kamis (17/11/2022).

Ada kekhawatiran Najib bisa bebas dan semua tuduhan korupsi lainnya terhadapnya bisa dibatalkan jika UMNO menang.

"Jika mereka menang dan membentuk pemerintahan, tujuan pertama mereka adalah membebaskan Najib," kata mantan PM Mahathir Mohamad bulan lalu.

"Pemilih akan memutuskan secara efektif apakah Najib dan presiden partai UMNO Ahmad Zahid Hamidi tidak akan menghadapi hukuman atas tuduhan kriminal yang mereka hadapi," kata Bridget Welsh dari University of Nottingham Malaysia.

Najib menghadapi lusinan dakwaan lain yang bisa membuatnya dipenjara lebih lama.

Pemimpin oposisi Anwar Ibrahim mendesak para pemilih untuk "menyelamatkan negara ini dari krisis politik dan korupsi yang tiada akhir."

Meski berada di balik jeruji besi, Najib masih bisa ikut mempengaruhi pemilu. Halaman Facebook Najib aktif dengan sekitar 4,6 juta pengikut termasuk banyak anak muda.

"Dia adalah tokoh politik yang signifikan, dan mampu mempengaruhi pendukung fanatik UMNO dan pemilih lainnya karena dia memiliki jutaan pengikut di media sosial," kata James Chin, pakar Malaysia di University of Tasmania.

Memerangi korupsi dan kenaikan biaya hidup adalah salah satu isu utama di jajak pendapat.

Sekelompok pemimpin UMNO, termasuk presiden partai Ahmad Zahid Hamidi, menghadapi dakwaan korupsi yang dikhawatirkan para kritikus dapat dikesampingkan jika partai menang.

Menjelang pemungutan suara, pemimpin oposisi Anwar mengecam UMNO karena "endemik korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan".

Selain itu, masalah biaya hidup terutama harga pangan juga masih menjadi isu yang sangat penting. Bulan lalu, pemerintah meluncurkan anggaran populis dengan pemberian uang tunai yang sangat besar.

"Di tengah lonjakan dolar Amerika Serikat (AS) dan ringgit yang lemah, semua orang tahu biaya hidup yang sudah menyakitkan akan naik gila-gilaan tahun depan," tambah Chin.

Ada spekulasi bahwa PM Ismail Sabri Yaakob mendapat tekanan dari sebuah faksi di dalam UMNO untuk menyerukan pemilihan cepat setahun lebih cepat dari jadwal. Ini dilakukan untuk mendapatkan mandat yang kuat dan mencegah tuduhan korupsi terhadap anggotanya dikejar.

"Biarkan saya bersikap sesopan mungkin. Kesejahteraan nasional tidak pernah berada di garis depan pertimbangan politik UMNO," kata Oh Ei Sun, penasihat utama untuk think-tank Pacific Research Center Malaysia.

Beberapa kritikus mengatakan pemilihan ini diadakan saat negara itu dilanda musim hujan yang lebat di wilayah Semenanjung bagian Timur. Ini kemudian dapat memicu kekhawatiran akan jumlah pemilih dan keamanan.

Tahun lalu, negara itu dilanda banjir terburuk dalam sejarah dengan lebih dari 50 orang tewas dan ribuan mengungsi.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Kontestasi politik di Malaysia menjelang pemilihan umum 19 November

Trending Now