Iklan

"Rewang: Tradisi Gotong Royong yang Tetap Hidup di Tengah Arus Modernisasi"

QBeritakan.com
Selasa, 24 Juni 2025 | Juni 24, 2025 WIB Last Updated 2025-06-24T15:33:35Z


QBeritakan.com | Budaya Kampung

Di tengah derasnya arus digitalisasi dan modernisasi, ada nilai-nilai budaya yang tetap kokoh berdiri—menjadi ruh kebersamaan masyarakat desa. Salah satunya adalah tradisi rewang, sebuah bentuk gotong royong khas masyarakat pedesaan yang masih lestari hingga hari ini.

Foto yang diambil dalam sebuah acara hajatan malam hari di salah satu kampung di Lampung memperlihatkan sekelompok pria duduk melingkar, berbincang hangat sambil bermain domino. Di balik kesederhanaannya, inilah potret nyata dari semangat kebersamaan yang sudah turun-temurun dijaga.

Latar Belakang Budaya Rewang


Tradisi rewang berasal dari kata "rewang" dalam bahasa Jawa yang berarti membantu. Di berbagai daerah di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa, Sumatera, dan sebagian Kalimantan, istilah ini merujuk pada praktik saling bantu ketika ada tetangga atau warga yang sedang menggelar acara besar—baik pernikahan, khitanan, selamatan, maupun kegiatan keagamaan.

Rewang dilakukan secara sukarela, tanpa pamrih, sebagai wujud solidaritas sosial. Ibu-ibu biasanya membantu di dapur, menyiapkan hidangan untuk ratusan bahkan ribuan tamu. Sementara para bapak atau pemuda ikut mendirikan tenda, menata kursi, atau bertugas di malam hari menjaga keamanan dan kelancaran acara.

Uniknya, suasana rewang juga menjadi ajang silaturahmi, diskusi ringan, hingga hiburan rakyat. Banyak kenangan dan cerita lucu yang lahir dari malam-malam rewang seperti ini.

Menjaga Tradisi di Era Modern


Meski kini banyak orang bisa menyewa jasa katering dan vendor profesional untuk acara, tradisi rewang tetap dipertahankan oleh banyak kampung. Ini bukan hanya soal membantu pekerjaan, tetapi menjaga rasa memiliki dan kekeluargaan antarwarga.

Menurut salah satu tokoh masyarakat, “Kalau semua diserahkan ke vendor, warga jadi tamu di kampungnya sendiri. Dengan rewang, kita semua terlibat, semua merasa bagian dari acara itu.”

Nilai Sosial yang Luhur


Tradisi ini menjadi bukti bahwa kearifan lokal bisa bertahan di tengah perubahan zaman. Rewang bukan hanya soal kerja bakti, tapi mencerminkan semangat gotong royong, kebersamaan, dan kepedulian sosial—nilai-nilai yang justru makin dibutuhkan di era individualisme saat ini.

Penutup


Di saat kota-kota besar mulai kehilangan ruang interaksi sosial, kampung-kampung di Indonesia justru memberi pelajaran penting: bahwa menjaga tradisi adalah menjaga identitas. Dan di antara banyak warisan budaya itu, rewang adalah salah satu yang paling sederhana namun bermakna mendalam.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • "Rewang: Tradisi Gotong Royong yang Tetap Hidup di Tengah Arus Modernisasi"

Trending Now

Iklan