Jadwal dan Hasil Piala Asia U17 2025
Jadwal dan Hasil Piala Asia U17 2025
Selengkapnya
00:15
|
30 April 2025
Oman
-
DPR Korea
-
00:15
|
11 April 2025
Korea Republic
1
Yemen
0
00:15
|
11 April 2025
Afghanistan
0
Indonesia
2
00:15
|
12 April 2025
Oman
2
DPR Korea
2
01:15
|
12 April 2025
IR Iran
1
Tajikistan
3

Iklan

Menembus Batas Dunia: Makna Moksa dalam Laku Spiritual Kejawen

QBeritakan.com
Senin, 16 Juni 2025 | Juni 16, 2025 WIB Last Updated 2025-06-15T18:06:39Z


QBeritakan.com - Dalam tradisi spiritual masyarakat Jawa, terdapat satu konsep yang sakral dan dalam maknanya: moksa. Sebuah tujuan akhir dari perjalanan hidup manusia yang tidak sekadar soal kematian, melainkan soal penyatuan kembali dengan Sang Sumber Kehidupan. Dalam budaya Kejawen, moksa menjadi lambang puncak pencapaian spiritual, ketika seseorang telah melampaui keterikatan duniawi dan mencapai kebebasan jiwa yang sejati.

Asal Usul Konsep Moksa

Secara historis, istilah moksa berasal dari ajaran Hindu dan Buddha yang berkembang di Nusantara. Namun, dalam budaya Jawa, konsep ini berkembang dalam balutan nilai-nilai lokal seperti kebatinan, laku spiritual, dan keselarasan hidup. Dalam Kejawen, moksa bukan sekadar pembebasan dari siklus lahir dan mati (samsara), tetapi juga sebuah kepulangan spiritual ke asal muasal manusia, yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Laku Moksa: Jalan Sunyi Menuju Kebebasan Jiwa

Orang Jawa percaya bahwa moksa tidak bisa diraih dengan jalan pintas. Ia hanya mungkin dicapai oleh mereka yang menjalani hidup sebagai laku batin, penuh kesadaran dan pengendalian diri. Beberapa ciri orang yang diyakini mencapai moksa antara lain:

Tidak terikat oleh harta, jabatan, atau hawa nafsu duniawi

Menjalani hidup dengan kesederhanaan dan tirakat

Berbuat baik tanpa pamrih

Memahami hidup sebagai perjalanan pulang, bukan tujuan akhir

Selalu berusaha menyatu dengan kehendak alam dan kehendak Tuhan


Dalam Kejawen, kehidupan bukanlah soal mengejar dunia, melainkan soal memahami hakikat dari “sangkan paraning dumadi” — dari mana kita berasal dan ke mana kita akan kembali.

Tokoh Jawa yang Konon Mencapai Moksa

Beberapa tokoh legendaris dalam sejarah dan mitologi Jawa disebut-sebut telah mencapai moksa. Mereka bukan hanya dikenal karena kesaktian, tetapi juga karena kedalaman spiritual dan kebijaksanaan hidupnya.

Semar, tokoh punakawan dalam wayang, digambarkan sebagai manifestasi dewa yang menyamar untuk membimbing manusia

Ki Ageng Selo, tokoh spiritual yang dipercaya mampu menangkap petir dan hidup dalam laku kebatinan tinggi

Prabu Brawijaya V, raja Majapahit yang menurut legenda moksa di Gunung Lawu

Sunan Kalijaga, dalam beberapa versi kisah, juga disebut sebagai wali yang tidak mengalami kematian secara biasa


Mereka adalah simbol manusia-manusia yang telah selesai dengan urusan dunia, dan mencapai tingkat kesadaran yang menyatu dengan Sang Maha.

Moksa, Jalan Hidup Jawa yang Dalam

Dalam ungkapan Jawa kuno, sering terdengar pepatah:
“Urip iku mung mampir ngombe” — hidup hanyalah persinggahan sementara.

Dan juga,
“Sangkan paraning dumadi” — memahami asal dan tujuan kehidupan.

Ungkapan-ungkapan ini menggambarkan bahwa hidup menurut filsafat Kejawen adalah perjalanan spiritual, bukan hanya biologis. Moksa menjadi semacam penutup yang agung dari laku tersebut.

Penutup

Moksa dalam budaya Kejawen bukan sekadar mitos atau cerita kuno. Ia adalah refleksi dari nilai luhur spiritualitas Jawa yang mengajarkan bahwa kehidupan sejati bukan di dunia, melainkan dalam penyatuan jiwa dengan Yang Ilahi. Sebuah ajaran yang tetap relevan di era modern: bahwa kebahagiaan tertinggi bukan berasal dari apa yang kita miliki, tapi dari kedalaman batin dan kejernihan jiwa.
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Menembus Batas Dunia: Makna Moksa dalam Laku Spiritual Kejawen

Trending Now

Iklan