QBeritakan.com - Kau telusuri akun sosial media istrimu
Kau baca keluh kesah atau cerita keseharian yang ia tulis disana
Sambil membayangkan yang hari itu ia alami.
Kau pikirkan status-status sindiran darinya
Tanpa bisa bertanya lagi itu ditujukan untukmu atau orang lain.
Kau buka aplikasi belanja miliknya
Melihat rentetan barang yang memenuhi keranjangnya
Berharap kau diberi kesempatan lagi untukbisa membelikan barang impiannya.
Kau akan termenung sendirian
Tak ada lagi ocehan rutin dari mulutnya
Tak ada lagi makanan dengan rasa yg sama sesuai racikan tangan miliknya.
Air mata jatuh dipelupuk matamu
Kau kehilangan separuh jiwamu
Kehilangan sebagian dari hidupmu.
Berpikir
Andai tahu akan sesingkat ini
Mati-matian bahagiakan dirinya
Sebelum ia dijemput sang Ilahi.
==================
Jika Suamimu meninggal lebih dulu
Kau pandangi galeri foto di telepon selulermu
Mungkin tak banyak foto dirinya disana
Karena di tiap tempat dan waktu
Dialah fotografernya
Kau lihat handuk miliknya
Takkan lagi ada yang meminta ambilkan handuk setiap kali ia mandi
Takkan lagi ada keluhmu tentang handuk basah yang tak tepat tempat
Kau pandangi wajah anak-anakmu
Ada bagian wajah ayahnya yang melekat disana
Entah itu tatapan matanya atau gelak tawanya
Terkadang kebiasaannya pun menurun pada buah hatinya.
Betapa hati itu kamu akan menteskan air mata ketika mengenang semua tentang dia, ketika kamu berharap sesuatu dan belum bisa dia berikan padamu dan kamu kecewa dan berbuat cuek kepadanya, padahal dibalik kekuatan lelaki dia tetaplah seorang manusia yang disertai kelebihan dan juga banyak kekurangan.
Selagi dia saat ini masih berjuang untuk kebahagian dan memenuhi kebutuhan mu dan anak anakmu, lihat lah ketika dia terlelap, lihatlah kerut dahinya dan ciumlah keningnya dan katakan betapa kalian mencintainya.
=================
Penulis asli Ari Wahyu Bintari (edited Putri Hasrianti & Prasetyo Budi)