Geliat Sepak Bola Indonesia Dari Catatan Kelam Sampai Keberhasilan Membuka Mata Dunia | Prasetyo Budi

Prasetyo Budi
Kamis, 22 Juni 2023 | Juni 22, 2023 WIB Last Updated 2023-06-22T06:29:46Z


QBeritakan.com - Sepak Bola Indonesia, makin hari semakin menunjukan perubahan kearah yang lebih baik, Beberapa Prestasi ditunjukan persepak bolaan indonesia baik dikancah level asia dan dunia, Mulai dari Juara sea game dan, Menahan Imbang Palestina serta membuat kerepotan Juara sepak bola Dunia Argentina yang hanya mampu koleksi 2 gol dari timnas indonesia.
 
Pencapain-demi Pencapaian ini tentu tidak serta merta, Butuh proses panjang serta penuh tantangan yang dalam Perjalanannya diwarnai dengan berbagai persoalan yang dihadapi sepak bola Indonesia.
 

Tragedi Paling Mematikan Kedua dalam Sejarah Sepak Bola

 
Tragedi Kanjuruhan Malang yang menelan 129 orang karena kehabisan napas terhirup gas air mata yang ditembakkan kepolisian saat laga di Liga Indonesia saat pertandingan Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Indonesia pada Sabtu (1/10/2022) Hingga mendapat Kecaman dari banyak pihak baik nasional amupun internasional.

Dengan banyaknya jumlah korban yang tewas, sepak bola Indonesia pun kembali menjadi sorotan dunia. Dan fakta yang paling menyedihkan adalah tragedi Arema merupakan pertandingan sepak bola paling mematikan kedua dalam sejarah.

Pertandingan paling mematikan dalam sejarah sepak bola adalah di Stadion Nasional Lima, Peru. Momen mengerikan itu terjadi pada 24 Mei 1964 dan merenggut nyawa 354 orang.

Timnas Peru bersua Argentina di babak kualifikasi kedua untuk turnamen Olimpiade Tokyo. Pertandingan ini disaksikan 53.000 penonton atau 5% dari populasi ibu kota pada saat itu.

Sebagai akibatnya, 328 orang tewas karena sesak napas dan/atau pendarahan internal, meskipun kemungkinan jumlah korban tewas lebih tinggi.
 

10 kerusuhan sepak bola paling mematikan yang memakan banyak korban meninggal

 
  1. 24-5-1964 : 328 Meninggal di Estadio Nacional, Lima, Peru 
  2. 1-10-2022 129 Orang Meninggal di Stadion Kanjuruhan, Malang, Indonesia 
  3. 9-5-2001 126 Orang Meninggal di Accra Stadium, Ghana 
  4. 15-4-1989 96 Orang Meninggal di Stadion Hillsborough, Sheffield, Inggris 
  5. 12-3-1988 93 Orang Meninggal di Stadion Kathmandu, Nepal 
  6. 16-10-1996 80 Orang Meninggal di Stadion Nasional Mateo Flores, Guatemala
  7. 1-2-2012 79 Orang Meninggal di Stadion Port Said, Mesir 
  8. 23-6-1968 71 Orang Meninggal di Estadio Monumental, Buenos Aires, Argentina 
  9. 2-1-1971 66 Orang Meninggal di Stadion Scond Ibrox, Glasgow, Skotlandia 
  10. 20-10-1982 66 Orang Meninggal di Stadion Lenin, Luzhniki, Moskow, Rusia

Selanjutnya Gagalnya Indonesia Menjadi Tuian Rumah Pial dunia U-20 2023.


FIFA secara resmi telah membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Informasi ini diumumkan pada Rabu malam WIB, 30 Maret, melalui situs resmi mereka.

Pengumuman ini disampaikan setelah pertemuan ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dan Presiden FIFA, Gianni Infantino, di Doha, Qatar.
 
Namun, FIFA tidak memberikan alasan jelas terkait pembatalan tersebut dalam pengumuman resminya.
 
Tetapi dari situasi yang sedang terjadi, penolakan terhadap keikutsertaan dan kehadiran timnas Israel ke Indonesia diduga sebagai salah satu penyebabnya.

Terlepas dari persoalan yang menimpa persepakbolaan Indonesia ada hal yang baik patut kita bahas kita sukuri pencapian yang menunjukan geliat sepak bola kita yang menunjukan kemajuan signifikan dan patut kita apresiasi, kita dukung.
 

Keseriusan PSSI Membangun Sepak Bola Indonesia


Dalam hal ini PSSI selaku federasi tertinggi sepakbola Indonesia lambat laun telah menunjukkan 'keseriusannya' dalam hal mengelola sepakbola Indonesia. Pernyataan ini tentu berdasar atas diperkuat lewat itikad baik PSSI dalam membenahi sepakbola Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, baik di level klub maupun tim nasional.

Menurut saya sepakbola Indonesia memang telah berkembang cukup pesat dalam kurun beberapa tahun terakhir, semua elemen dalam persepakbolaan Indonesia seakan bahu membahu dalam memajukan sepakbola.

Di level klub, Sepakbola Indonesia kini bisa dibilang tengah menuju kearah yang lebih profesional. Dimana tidak sedikit Klub di liga Indonesia telah mencoba untuk meningkatkan level profesionalitas mereka, lewat berbagai cara seperti menunjuk pelatih kaliber dan merekrut pemain grade A.

Dalam pandangan saya, baik di level klub maupun tim nasional kini sepakbola Indonesia telah menunjukan progres yang sangat meyakinkan. Dimana di level klub, kedatangan

pelatih sekaliber Luis Milla dan Thomas Doll seakan menjadi bentuk keseriusan klub di Indonesia untuk berbenah, disisi lain hampir semua klub kini berani memberikan

kesempatan untuk pemain muda mendapatkan pengalaman bermain di level tertinggi sepakbola Indonesia.

Selain di level klub, PSSI juga secara runtut menunjukkan perbaikan positif di badan tim nasional Indonesia, sehingga kini hasil nyata yang bisa diraih adalah kabar

baik bahwa timnas Indonesia kini berada di ranking 149 FIFA, juga tak lupa keberhasilan Regenerasi yang sukses mengantarkan Timnas Indonesia meraih gelar SEA Games setelah 32 tahun Nihil gelar.

Sepakbola Indonesia seakan menunjukkan wajah baru dalam kurun beberapa tahun terakhir, dimana permainan atraktif di segala kelompok umur seakan menjadi identitas tim.

Garuda. Mampu tampil lepas dan menawan kontra Jordania maupun Curacao, Palestina dan Argentina yang bebrapa waktu lalu usai di gelar, ini merupakan sebuah interpretasi dari 'ketekunan' para atlet dan federasi dalam membentuk timnas yang kuat.

Dalam hemat saya, Indonesia kini seperti menjadi kekuatan baru di asia. Tampil dengan wajah baru yang didominasi talenta muda seperti dipertontonkan oleh Pelatih Timnas Shin Tae-Yong yang menurunkan lebih dari separoh pemain muda dan berhasil menahan torehan gol 2 - 0 oleh argentina atas Indonesia.  hal ini tentu sebuah revolusi terbesar di sepakbola Indonesia.

Dewasanya Suporter Indonesia Yang Tak Hanya Menjadi Pemain ke -12 tapi Mampu Beri dukungan penuh Dan Berperilaku Baik.


Fanatisme luar biasa pendukung timnas Indonesia Membuat Sang juara Piala Dunia 2022 itu cuma menang 2-0 atas Indonesia.

Meski kalah, hasil 0-2 ini sudah membanggakan bagi timnas Indonesia. Maklum saja pasukan Shin Tae-yong merupakan tim dengan peringkat FIFA 149 dan sangat jomplang dengan Argentina yang berada di urutan pertama.

Suporter Indonesia pun mendapat pujian atas aksi militan mendukung Marselino Ferdinan dan kawan-kawan. Memang, suporter Indonesia luar biasa. Kreativitas mereka memompa semangat pemain tidak kalah dengan daya juang Asnawai Mangkualam dkk Memberikan perlawanan kepada Tim Tango.

Mereka memenuhi stadion dengan kaos merah, khas jersey Indonesia. Tribun stadion dibuat merah.

Mereka juga tak lelah menyanyikan yel-yel pembakar semangat sepanjang laga. Itu juga yang membuat pemain Timnas Indonesia tidak kehabisan bensin semangat di lapangan.

Dari sekian kreativitas suporter, yang mencuri perhatian adalah saat “ombak penonton” memutar di tribun SUGBK Senayan. Gerakan yang selalu tersaji dari suporter saat helatan Piala Dunia berlangsung.

Bahkan Atmosfer Pertandingan Timnas Indonesia Ini terasa seperti Final piala Dunia, Keren baik dan luar biasa buat kalian suporter yang telah menunjukan dukungan dan prilaku baik.

Ahir kata Trimakasih Timnas, Trimakasih PSSI, Trimakasih Pelatih, Ofisial dan semua yang yang terkait dalam kemajuan sepak bola Indonesia yang saat ini masih sangat hangat menjadi perbincangan Dunia, Trimakasih Telah membuat Mata dunia tak sekedar memandang sebelah mata Sepak Bola Indonesia.
Salam Jaya Sepak Bola Indonesia.
Prasetyo Budi QBeritakan.

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Geliat Sepak Bola Indonesia Dari Catatan Kelam Sampai Keberhasilan Membuka Mata Dunia | Prasetyo Budi

Trending Now