Iklan

Misteri Gadis Berbaju Putih dari Kilometer 1,5

QBeritakan.com
Rabu, 12 November 2025 | November 12, 2025 WIB Last Updated 2025-11-12T13:44:00Z


Karya: Prasetyo – untuk QBeritakan.com

Malam itu, bulan sabit menggantung pucat di langit Pagai Utara. Jam di ponselku menunjukkan pukul dua belas lewat sedikit. Di logpond tempatku bekerja, hanya suara jangkrik dan gemericik air dari arah sungai yang terdengar. Aku masih duduk di meja kantor kecil yang sekaligus jadi pos administrasi pemuatan kayu milik PT. Minas Pagai Lumber.

Hari itu hari pertama Ramadan. Seharusnya makanan sahur sudah dikirim dari basecamp kilometer 18, tapi hingga tengah malam tak juga datang. Perut mulai terasa kosong. Aku pikir, tak ada pilihan lain selain menjemputnya sendiri.

Aku keluar dan menyalakan mobil Strada. Suara mesinnya menggeram pelan, memecah kesunyian. Di bawah sorot lampu, jalan tanah tampak basah bekas hujan sore. Saat melewati gerbang logpond, kabut tipis turun menyelimuti hutan di kiri-kanan jalan.

Baru sekitar dua ratus meter melaju, lampu mobilku menangkap sosok seseorang. Seorang gadis berdiri di tepi jalan, mengenakan pakaian putih panjang, rambutnya terurai menutupi sebagian wajah. Ia melambaikan tangan perlahan, seperti meminta tumpangan.

Aku sempat ragu. Tapi karena kasihan dan berpikir mungkin dia pekerja basecamp yang pulang terlambat, aku menepi. Tak kudengar pintu terbuka, namun saat menoleh, dia sudah duduk di kursi sebelahku.

Aku tak bicara apa-apa. Begitu juga dia. Mobil terus melaju di jalan gelap, melewati hutan lebat. Udara di dalam kabin tiba-tiba terasa dingin, dan samar-samar tercium aroma melati. Sesekali kulirik gadis itu dari ekor mata — ia menunduk, kedua tangannya di pangkuan, wajahnya pucat tanpa ekspresi.

Tiga puluh menit berlalu dalam diam. Hingga akhirnya ia bersuara pelan,

> “Menepi, Bang... sudah sampai.”



Suaranya datar, dingin, tapi jelas. Aku menepikan mobil di simpang Karang, tempat pengambilan batu karang untuk menimbun jalan. Gadis itu turun perlahan. Ia berjalan menjauh tanpa menoleh, dan dalam beberapa detik, tubuhnya hilang ditelan kabut malam.

Aku menatap ke arah jalan kosong itu, dada terasa berat.
Aku kembali menjalankan mobil, tapi baru beberapa meter melaju, rasa dingin menjalari tengkuk.
Dia masuk tanpa membuka pintu, dan keluar pun tanpa menutupnya.

Jantungku berdegup kencang. Aku injak gas sekuatnya. Mesin meraung liar membelah hutan yang sunyi.

Setibanya di basecamp km 18, para pekerja keluar melihat karena suara mobilku begitu keras. Aku turun dengan wajah pucat pasi, keringat dingin mengucur. Mereka menatapku cemas.

> “Bang, kenapa?”
“Tadi... ada yang numpang,” jawabku pelan. “Tapi bukan orang biasa.”



Malam itu aku tidak berani kembali ke logpond. Aku memilih bermalam di basecamp sampai pagi.

Keesokan harinya, beberapa pekerja bercerita — di kilometer 1,5, sering terlihat sosok perempuan berpakaian putih yang melambai di pinggir jalan. Konon, ia adalah istri salah satu pekerja yang meninggal tertimpa log kayu bertahun-tahun lalu.

Beberapa orang bahkan pernah jatuh dari motor karena melihat sosok itu di tengah kabut.
Untung malam itu aku hanya membawa cerita... bukan celaka.

Sejak malam itu, aku bersumpah tidak akan pernah melintasi kilometer 1,5 sendirian di malam hari.
Karena aku tahu — di balik kabut dan sunyi hutan Pagai Utara, ada sesuatu yang masih belum tenang.


---

📍Lokasi: Pagai Utara, Kepulauan Mentawai
✍️ Rubrik: Cerita Mistis Nusantara – QBeritakan.com
🗓️ Editor: Redaksi QBeritakan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Misteri Gadis Berbaju Putih dari Kilometer 1,5

Trending Now

Iklan