Tulang Bawang Barat, QBeritakan.com — 9 November 2025
Dalam suasana malam yang khidmat di Desa Gedong Ratu, Kabupaten Tulang Bawang Barat, masyarakat setempat tampak larut dalam pengajian rutin bertajuk Mawon Rutin. Kegiatan ini diisi dengan siraman rohani oleh Mabah Yai Gatot Brajamusti, pengasuh Padepokan Nurul Alqodiri, yang kali ini menyampaikan pesan dakwah dengan cara yang unik—melalui seni wayang kulit.
Dengan penuh penghayatan, Mabah Yai Gatot memegang tokoh wayang berwarna mencolok di depan layar kelir, mengisahkan tentang perjuangan dan nilai-nilai kebajikan. Di tengah masyarakat modern yang semakin jauh dari akar tradisi, dakwah melalui media budaya seperti ini menjadi jembatan yang efektif untuk menyampaikan ajaran Islam dengan cara yang halus dan menghibur.
Dalam tausiyahnya, beliau menegaskan bahwa para pendahulu, khususnya para wali dan ulama terdahulu, telah banyak menggunakan seni tradisional seperti wayang kulit sebagai sarana dakwah. Melalui simbol dan cerita, pesan moral dan spiritual dapat disampaikan tanpa menyinggung atau memaksa, tetapi justru menggugah kesadaran masyarakat.
“Dulu para wali berdakwah dengan budaya.
Mereka mengajarkan tauhid, akhlak, dan kebaikan lewat seni. Itulah sebabnya ajaran Islam bisa diterima dengan damai di Nusantara,” ujar Mabah Yai Gatot dalam ceramahnya.
Kegiatan ini disambut antusias oleh warga yang hadir, baik generasi tua maupun muda. Tak sedikit di antara mereka yang mengapresiasi cara dakwah yang memadukan unsur budaya dan spiritualitas, karena mampu menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan leluhur sekaligus memperkuat iman.
Tradisi seperti ini menunjukkan bahwa Islam dan budaya lokal dapat berjalan seiring, saling memperkaya dan memperkuat. Wayang kulit bukan hanya seni pertunjukan, tetapi juga cermin kearifan lokal yang bisa menjadi sarana dakwah penuh makna di era modern.


